Penyebab Konflik Kamboja Vietnam
Pada bulan Mei 1976, Vietnam mencoba untuk mempertimbangkan kembali perbatasannya dengan kamboja, khussnya kawasan maritim. Tindakan vietnam di indikasi akan merebut wilayah tersebut. Kamboja memandang upaya vietnam sebagai suatu pelanggaran terhadap persetujuan yang pernah dibuat tahun 1966. Pada pertengajan tahun 1977 vietnam menunjuk Duta Besarnya yang ada di Phnom Penh untuk mengetuai sebuah delegasi ke konferensi hukum laut internasional. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah Vietnam menuntut hak atas suatu zone ekonomi lepas pantai yang ditentang Kamboja. Masalah lainnya adalah masalah batas yanga ada pada peta-peta sebelumnya sebagai "daerah berbentuk kontak" yang termasuk ke dalam propinsi.
Klaim wilayah sang Kamboja yang kemudian mengakibatkan tingginya korban sipil vietnam pada daerah itu. Hampir 50% korban sipil jatuh dalam garis perbatasan itu di tahun 1977. Vietnam menuduh Kamboja, khusus pada wilayah ini, sudah menyerang penduduk Vietnam dengan sengaja guna membarui komposisi penduduk setempat, dan menggunakan banyak sekali cara mengusahakan supaya penduduk berbangsa khmer menjadi kelompok dominan. Daerah tadi merupakan galat satu loka berlindung pasukan-pasukan Vietnam yg krusial semasa perang Indochina ke 2 melawan Alaihi Salam. Kawasan itu tidak hanya ditinggali oleh prajurit vietnam, tetapi jua masyarakat sipil. Kenyataan-fenomena tadi di atas menyebabkan permasalahan yg sangat menggelisahkan orang-orang Kamboja yang mencoba merebut daerah yang dipercaya sebagai miliknya.
Sejak bulan April 1978, para pemimpin Khmer secara eksplisit mengkampanyekan bagaimana cara "mempertahankan ras Kamboja berdasarkan planning-planning bangsa Vietnam buat merebut seluruh daerah Kamboja dan menghapus ras Kamboja ini pada jangka ketika yang sudah dipengaruhi. Telah dikemukakan jua berulang kali keharusan "mempertahankan kebesaran nasional & ras kamboja demi kelestarian hidupnya". Menurut kamboja, sudah sebagai keharusan bagi Kamboja untuk berjuang melawan Vietnam, yang dipercaya ingin menguasai Kamboja. Kamboja menganggap bahwasanya perbatasan-perbatasannya nir boleh dilanggar, nir boleh disentuh ataupun diubah. Hal inilah yg menjadi galat satu pemicu terjadinya permasalahan perbatsan yg sengit antara Kamboja & Vietnam dalam tahun 1978. Provokasi Pol Pot dengan cara menyerang masuk ke wilayah yang dipercaya Vietnam miliknya ini dibalas Vietnam dengan suatu serangan kembali akbar-besaran menggunakan mengerahkan ribuan tentaranya pada Bulan Januari 1979, & dengan cepat menguasai Kamboja.
Keterlibatan Cina pada Konflik Kamboja Vietnam
Pertarunga tadi jua ditentukan sang interaksi China dengan Kamboja. Setiap pergantian kekuasaan di Kamboja, turut mensugesti corak hubungan mereka. Hubungan China-Kamboja Sudah terjalin semenjak masa pemerintahan Shihanouk, tetapi sempat putus saat Pemerintahan Lon Nol. Hubungan Cina-Kamboja kembali membaik waktu Khemer merogoh tampuk pemerintahan pada tahun 1975. Cina memberikan donasi militer pada Kamboja yg dalam saat itu sedang mengalami permasalahan menggunakan vietnam. Dukungan Cina waktu itu didasari sang situasi Indocina yg membahayakan kepentingan keamanan Cina yg menyangkut:
1. Masalah strategis tentang kemungkinan terbentuknya kesatuan Indocina di bawah imbas Vietnam yang mempunyai kekuatan militer yg nir mampu diabaikan.
2. Kekhawatiran Cina bahwa pada akhirnya keseluruhan Indocina akan jatuh ke dalam pengaruh Soviet.
Menurut Cina "interaksi khususdanquot; yg diinginkan Vietnam terhadap Laos & Kamboja merupakam perwujudan menurut tujuan hegemoni Vietnam pada Indocina yg didukung sepenuhnya oleh Soviet. Oleh karena itu Ia membantu Kamboja menggunakan asa dapat menghalangi maksud-maksud Soviet tadi. Dukungan Cina terhadap pemerintah khmer Merah terutama dalam bentuk donasi ekonomi dan militer.
Konflik dengan Vietnam, pula dijadikan alasan bagi Cina buat permanen mendukung negara yg bermusuhan dengan Vietnam. Hubungan Cina menggunakan Vietnam memburuk saat Vietnam menerima usul Sistem keamanan kolektif menurut Uni Soviet, yang dipercaya Cina sebagai taktik Soviet mengepung Cina. Hubungan ini memburuk ketika Vietnam menjadi anggota Comecon (Comumunist Economy Cooperation/Kerjasama ekonomi negara-negara komunis) dan menandatangani perjanjian keamanan beserta selama 20 tahun. Permusuhan Cina menggunakan Soviet diawali menggunakan dicetuskannya usul Sistem Keamanan Kolektif Asia oleh Leonid Breznev pada tahun 1969. Usul ini dapat mengisolasi Cina dan mencari pengakuan atas kiprah uni Soviet dAsia.
Perbedaan pemahaman antara Soviet & Cina mengenai komunisme dan konkurensi wilayah perbatasan berkembang menjadi pertarungan terbuka sejak dekade 1960. Sementara itu, Alaihi Salam tidak poly bereaksi atas rezim Polpot & konflik tersebut. Karena pada masa itu, interaksi Alaihi Salam-Cina mulai membaik. Bagi Alaihi Salam, mendukung Cina akan melemahkan posisi Uni Soviet di dunia Internasional.
Peran ASEAN pada Konflik Kamboja Vietnam
Pada tangal 17-18 juni 1981 ASEAN mengeluarkan pandanganya pada pertemuan pada Manila. Sebelumnya pandangan-pandangannya ditolak Vietnam. Hasil komunike ini tidak jauh menggunakan resolusi PBB no. 35/6 tahun 1980. Tetapi diantara beberapa poin usulan, terdapat tiga poin usulan yang baru, yaitu:
1. Pengiriman pasukan tenang PBB ke Kamboja.
2. Penarikan mundur semua pasukan asing berdasarkan Kamboja dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dibawah supervisi pasukan PBB
3. Pelucutan senjata seluruh gerombolan Khmer segera sehabis pasukan asing ditarik berdasarkan kamboja.
Sebelumnya Resolusi dari ASEAN selalu ditolak pihak Vietnam. Namun, Resolusi kali ini, yaitu Resolusi No.35/6 1980, ASEAN Telah berhasil mengangkat masalah kamboja dari masalah regional menjadi maslaah internasional. Tanggal 13 Juli 1981, di markas besar PBB, New York, diadakan konferensi Internasional tentang Kamboja (International Conferemceon Kampuchea). Untuk menyelesaikan masalah kamboja berikutnya, ASEAN berusaha mendorong 3 kelompok perlawanan Anti-Vietnam agar membentuk suatu pemerintahan koalisi anti-pemerintahan Heng Samrin. Langkah ini diusulkan ASEAN karena selama ini resolusi-resolusi PBB tidak pernah diindahkan Vietnam. Cina pun mendekati ASEAN untuk menangani masalah tersebut. Cina dan ASEAN mempunyai kepentingan yang sama dalam masalah Kamboja, yaitu pertama adalah menginginkan pasukan vietnam ditarik keluar wilayah Kamboja. dan yang kedua adalah tetap memberikan pengakuan kepada pemerintah Pol Pot dengan tetap mendukung posisi demokratik Kamboja di PBB sebagai perwakilan Kamboja yang sah disana.
Ketika Kamboja berhasi dikuasai Vietnam, dan dilanjutkan dengan mendirikan pemerintahan Heng Samrin pada tahun 1979. Suara ASEAN yang diwakili oleh Perdana Menteri Singapura Siunathamby Rajaratnam menyatakan bahwa ASEAN mendukung ketiga kekuatan di Kamboja yang terdiri dari semua unsur di atas pimpinan Son San. Rajaratnam juga menyatakan bahwa ASEAN sebagai organisasi regional yang anti terhadap komunis, tetapi bukan bertujuan menghancurkan Vietnam. ASEAN hanya menginginkan agar Vietnam menarik pasukannya dari Kamboja, tanpa syarat apa pun. Selanjutnya, ASEAN bersedia menerima segala keputusan rakyat Kamboja. apakah mereka memilih Heng Samrin yang berkuasa atas dukungan Vietnam atau memilih Pol Pot yang didukung rezim Khmer.
Akhir menurut Konflik Kamboja
Untuk memecahkan kasus Kamboja, dunia Internasional melakukan banyak sekali upaya. Pada bulan Juli 1988 pada Istana Bogor (Indonesia), berkumpul berbagai pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam penyelesaian kasus Kamboja. Acara itu dikenal dengan Jakarta Informal Meeting (JIM). Pada bulan Februari 1989, rendezvous itu dilanjutkan dengan mengadakan JIM II yg mengundang asa buat dapat mencapai kesepakatan di antara seluruh pihak. Walaupun bersifat informal (tidak resmi), tetapi rendezvous itu berhasil menemukan dua masalah yg dipercaya penting pada penyelesaian kasus Kamboja. Kedua perkara itu adalah menjadi berikut. Penarikan pasukan Vietnam menurut Kamboja akan dilaksanakan pada kaitannya dengan penyelesaian politik menyeluruh. Vietnam mulai menaruh janji & bersedia menarik pasukannya berdasarkan Kamboja.
Munculnya upaya buat mencegah kembalinya rezim Pol Pot yg semasa berkuasa pada Kamboja sudah melakukan pembantaian keji terhadap sekitar sejuta rakyatnya, Upaya menyelesaikan pertarungan Kamboja mulai memasuki taraf internasional, yaitu dengan merogoh loka pada Paris. Dalam konferensi ini hadir wakil dari 20 negara, termasuk ASEAN & 5 anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Konferensi ini diklaim menggunakan ICK (International Conference on Kampuchea atau Konferensi Internasional tentang Kamboja). Konferensi berlangsung lepas 30 ? 31 Juli 1989. ICK dibutuhkan bisa menciptakan sebuah badan yg mengawasi penarikan mundur pasukan Vietnam dari Kamboja dan melakukan perjanjian perdamaian. Tetapi, para pengamat percaya bahwa keberhasilan ICK bergantung pada output rendezvous sebelumnya pada lepas 24 ? 25 Juli 1989. Perjalanan panjang upaya penyelesaian masalah Kamboja akhirnya menemui titik harapan perdamaian. Pada tahun 1991, pasukan perdamaian PBB memprakarsai gencatan senjata pihak-pihak yang bertikai. Pada tahun itu jua, Pangeran Norodom Sihanouk kembali duduk sebagai ketua negara. Pada tahun 1993, Pangeran Norodom Sihanouk diangkat menjadi Raja, & kemudian diadakan pemilihan generik. Dalam pemilihan umum itu, Norodom Ranariddh dan Hun Sen terpilih sebagai perdana menteri.
Bourbon