Beberapa waktu yang lalu. Kita mengenang kematian seorang sosok. Aktivis Mahasiswa tahun 1965. Dia Soe Hok Gie, merupakan Seorang Aktivis dan Mahasiswa Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Banyak yang mengenalnya sebagai pemuda yang tangguh. Sosok pemuda nasionalis sejati.
Pemikirannya yg kritis dalam membicarakan gagasan dikenang sampai ketika ini oleh pemuda-pemuda yg menganggumi pemikirannya. Ia mati pada usia yang cukup belia yaitu 27 tahun, satu hari sebelum hari kelahirannya. Ia mangkat 16 Desember 1969. Kini dalam hari ini kita merayakan kelahiran sosok pemuda yang mangkat sebagai dosen sejarah itu.
" Dia (Soe Hok Gie) adalah seorang, jujur, dan berani. Dan menge-rikan, karena ia maju lurus dengan prinsip-prinsipnya tanpa kenal ampun, Maka seringkali ia bentrok karena dianggap taktis. " (Nugroho Notosusanto, Kompas, 26 Desember 1969).
Gie merupakan orang yang bersahabat dengan pena. Ia kerap kali menulis catatan harian, artikel, dan surat kepada sahabat-sahabatnya. Catatan hariannya sendiri kemudian diterbitkan menjadi buku Catatan Harian Seorang Demonstran. Menjelang kematiannya, Gie menulis surat untuk sahabatnya, Herman Lantang mengenai rencana mendaki gunung Semeru. Dan itu merupakan terakhir kali Gie mendaki gunung, hal yang ia sukai.
Berikut ini video yg menggambarkan "surat-surat terakhirdanquot; Gie kepada sahabat-sahabatnya.
0 comments:
Post a Comment