Saat perayaan hari buruh pada Indonesia kita sering mendengar pada setiap parade atau unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh selalu menyanyikan sebuah lagu. Lagu apakah? "Internasionale" lagu yang biasa dinyanyikan sang buruh di Indonesia dan Dunia.
Internasionale sudah dikenal luas di Indonesia sejak tahun 1920-an. Lagu ini sebetulnya merupakan salah satu lagu golongan sayap kiri dan gerakan sosialis sejak akhir abad ke-19, ketika Sosialis Internasional menjadikan lagu ini sebagai lagu resminya.
Internasionale diciptakan sang Eug?Ne Pottier pada tahun 1871 dan digubah sang Pierre Degeyter pada tahun 1888. Internasionale banyak diterjamahkan ke pada banyak bahasa di dunia dan acapkali dinyanyikan sembari mengangkat tangan kiri yang dikepalkan.
Lagu ini banyak dipakai oleh kaum sosialis, komunis, anarkis, dan demokrat sosial di seluruh belahan dunia. Dalam kurun waktu 1922-1944, Uni Soviet menggunakan lagu ini sebagai lagu kebangsaannya
Di Indonesia, Internasionale pertama kali diterjemahkan ke pada bahasa Indonesia berdasarkan bahasa Belanda sang Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Partai Komunis Indonesia lalu mempopulerkan & menjadikannya lagu resmi partai menurut tahun 1951-1965.
Berikut Lirik Internasionale terjemahan Ki Hajar Dewantara :
Bangunlah kaum jang terhina,
bangunlah kaum jang lapar!
Kehendak jang mulja pada global,
senantiasa tambah besar .
Lenjapkan tata cara & paham tua,
kita rakjat sadar-sadar.
Dunia telah berganti rupa,
buat kemenangan kita.
- REFRAIN (2×):
- Perdjoangan penghabisan,
- kumpullah melawan.
- Dan Internasionale,
- pastilah didunia!
- Perdjoangan penghabisan,
Meskipun cukup terkenal dalam kalangan buruh dan komunis di Indonesia. Komunis Internasional, menganggap sejumlah terjemahan lirik Internasionale oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia, telah menghilangkan roh proletariat, sehingga CC PKI saat itu mendapat kritik keras.
Pada peringatan Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional, yang cuma selisih sehari, 1 Mei dan dua Mei, barangkali bukan kebetulan. Sebab, Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, menganggap terdapat keterkaitan erat antara pendidikan dengan usaha kaum buruh sedunia.
Internationale terjemahan Ki Hajar yang dipakai sang kaum buruh pada setiap peringatan May Day tetap sebagai yang terkenal pada Indonesia. Pada lepas 19 Desember 1948, Amir Sjarifuddin bersama sepuluh tokoh Peristiwa Madiun 1948 lainnya menyanyikan Indonesia Raya & Internasionale sesaat sebelum mereka dieksekusi tewas.
0 comments:
Post a Comment