?Tangan kanan naik setinggi indera pendengaran. Jari lima manunggal. Apakah adalah itu? Negara kita telah merdeka. Suara mengguntur mengucapkan Salam Nasional: Merdeka!?
Kutipan tadi merupakan tata cara bagaimana melakukan Salam Nasional, "Salam Merdeka." Salam Merdeka sendiri sekarang sporadis terdengar dalam aktifitas keseharian masyarakat Indonesia yang kalut pada era globalisasi dunia. Salam Merdeka sekarang tidak ubahnya pekik yang kini identik menggunakan salam partai-partai politik nasionalis.
Salam "Merdeka" sendiri merupakan Salam Nasional bangsa Indonesia sesudah keberhasilan bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya dalam 17 Agustus 1945. Bukan hanya sekedar salam, Salam Merdeka ini telah ditetapkan menjadi Salam Nasional sesuai dengan putusan Maklumat Pemerintah Republik Indonesia lepas 31 Agustus 1945, meskipun demikian Salam Nasional ini secara resmi berlaku sejak 1 September 1945.
Bung Karno mengucap "Salam Merdeka" kepada rakyat. Foto: Istimewa |
Bung Karno lah yg mempopulerkan "Salam Merdeka" ini. Dalam perjalanannya membicarakan informasi kemerdekaan Indonesia, Bung Karno kerap kali membakar semangat rakyat dengan pekik "Merdeka!" Selain slogan misalnya ?Sekali Merdeka Tetap Merdeka? Atau ?Merdeka atau Mati.?
Pada 4 September 1955 pada Surabaya, Bung Karno mengungkapkan filosofi dibalik Salam Nasional itu.
"Pekik merdeka, saudara-saudara, adalah “pekik pengikat”. Dan bukan saja pekik pengikat, melainkan adalah cetusan daripada bangsa yang berkuasa sendiri, dengan tiada ikatan imprealisme dengan tiada ikatan penjajahan sedikit pun. Maka oleh karena itu, saudara-saudara, terutama sekali fase revolusi nasional kita sekarang ini, fase revolusi nasional belum selesai, jangan lupa kepada pekik merdeka! Tiap-tiap kali kita berjumpa satu sama lain, pekikkanlah pekik “merdeka!"
Bung Karno sedang mengajarkan Salam Nasional kepada anak-anak, Yogyakarta, 1947. Foto: Istimewa |
Dalam autobiografinya,Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Presiden Soekarno menjelaskan ketetapan Salam Merdeka tersebut. "Aku menetapkan supaya setiap warga negara Republik memberi salam kepada orang lain dengan mengangkat tangan, membuka lebar kelima jarinya sebagai pencerminan lima dasar negara dan meneriakkan, merdeka!"
Bung Karno mengaku terinspirasi menurut Nabi Muhammad. "Sebagaimana Nabi Besar Muhammad s.A.W, memperkenalkan salam untuk mempersatukan umatnya, kami pun membangun satu salam kebangsaan bagi bangsa Indonesia," jelas Bung Karno pada autobiografinya.
Pasca kejatuhan Presiden Soekarno tahun 1966 dan berkuasanya rezim Orde Baru Soeharto, Salam Nasional ini tidak pernah diucapkan lagi. Proses depolitisasi dan desukarnoisme mengakibatkan segala hal yg berhubungan dengan Soekarno terlupakan & ditutupi sang Orde Baru. Kini rakyat umum menduga bahwa Salam Nasional ini identik dengan slogan partai politik PNI, PDIP serta partai nasionalis lainnya.
Akan namun meskipun tidak dipraktekan lagi pada masa Orde Baru, Salam Nasional ini masih absah secara yuridis. Hal ini berkaitan karena tidak adanya presiden Indonesia sesudah Soekarno yg mencabut Maklumat Pemerintah Republik Indonesia lepas 31 Agustus 1945 tersebut.
Untuk memperkenalkan salam merdeka ke seluruh penjuru tanah air, pemerintah pernah menciptakan film dokumenter. Filmnya dibentuk sang sineas Kotot Soekardi.
Berikut cuplikan videonya :
0 comments:
Post a Comment