Harian Sejarah - Fasisme adalah bentuk dari sebuah nasionalisme otoriter yang merebak di awal abad ke-20 di eropa. Ideologi ini awalnya terbit di Italia selama Perang Dunia I dan menyebar ke berbagai negara eropa. Fasisme sangat memusuhi ideologi liberalisme serta marxisme dan biasanya dikategorikan sebagai sayap kanan ekstrem dalam pengkategorian politik.
Fasisme memandang Perang Dunia I sebagai sebuah revolusi yang memberi andil akbar terhadap perubahan akbar bidang militer, masyarakat, kenegaraan serta teknologi. Strategi perang habis-habisan telah menyebabkan kaburnya status antara masyarakat sipil dan militer. Sebuah pemerintahan militer dibuat dalam pemerintahan fasisme karena terpengaruh situasi & syarat perang yang mencekik. Perang memaksa tumbuhnya fasisme yang mampu menggerakkan jutaan warga buat mendukung pada garda depan peperangan serta menyediakan sarana & prasarana peperangan, serta memiliki kewenangan tidak terbatas pada mengatur kehidupan warga .
Kaum fasis meyakini bahwa demokrasi telah lama , & mereka mengandalkan kendali penuh pada rakyat yg bernaung dalam satu partai negara buat mengatasi majemuk kasus ekonomi, politik, dan perang. Pemerintahan fasisme biasanya dipegang oleh seorang pemimpin tiran buat menciptakan kesatuan dan menjaga stabilitas negara. Fasisme menolak pandangan bahwa kekerasan merupakan perbuatan tidak baik yg mesti dihindari bahkan menganggap hal tadi perlu buat membentuk negara yg padu. Fasisme merogoh prinsip ekonomi adonan menggunakan melaksanakan kebijakan autarki melalui proteksi serta campur tangan pemerintah.
Fasisme Secara Etimologi
(Foto: Pinterest) |
Fasisme berasal dari bahasa Italia,fascismo yang mengakar kepada katafascio yang artinya ikatan tongkat. Nama ini diberikan oleh sebuah kelompok politik yakni fasci yang pertama kali tampil dengan ideologi kiri. Tahun 1921 dibentuklah Partai Nasional Fasis oleh Benito Mussolini di kota Milan. Ideologi ini mengibaratkan diri mereka dengan semacam perkakas kuno dari zaman Romawi yakni,fascio littorio — sebuah mata kapak yang diikatkan kepada kumpulan kayu yang merupakan simbol pemerintahan kuno Romawi. Lambang politik fasisme memiliki filosofi bahwa terdapat kekuatan melalui persatuan.
Satu konsep umum yg mengartikan fasisme mengacu pada 3 konsep : kebencian kepada liberalisme, komunisme, konservativisme; pemerintahan otoriter yg bertujuan menciptakan sistem ekonomi pemerintahan yg memakmurkan warga , kedaulatan pemerintah, dan bertumpu kepada pemimpin karismatik.
Kedudukan Fasisme pada Sudut Politik
(Foto: Pinterest) |
Fasisme terdiri dari campuran prinsip politik kiri & kanan, konservatif & antikonservatif, nasionalisme dan ultranasionalisme, rasionalisme dan antirasionalisme. Oleh karena itu beberapa sejarawan menempatkan fasisme menjadi ideologi tengah.
Beberapa lainnya mengkategorikan fasisme menjadi politik sayap kanan karena prinsip konservativisme mereka & pemimpin otoriter yg melawan egaliterisme (kesetaraan). Ideologi ini menunjuk ke sayap kanan sebab tahun 1920-an karena tujuan fasisme merupakan dominasi para pemimpin, ad interim kekuasaan warga merupakan komponen kecil.
Benito Mussolini mendefinisikan fasisme sebagai pergerakan yg akan menyerang ideologi liberalisme & marxisme. Setelahnya para fasis di Italia menggambarkan fasisme sebagai ideologi sayap kanan. Mussolini menyatakan bukan kasus besar apakah fasisme termasuk pada ideologi kiri atau kanan. ?Fasisme, berada di kanan, bisa jua duduk pada posisi manapun.?
Setelah Raja Victor Immanuel III memaksa Mussolini turun berdasarkan jabatannya sebagai pemimpin negara dan memenjarakannya tahun 1943, setelahnya dia diselamatkan sang pasukan Jerman. Ketika dirinya bergantung pada bantuan Jerman, Mussolini & residu pendukungnya mendirikan Republik Sosialis Italia menggunakan dirinya menjadi pemimpin. Menurutnya fasisme sebagai ?Melempem? Lantaran campur tangan para konservatif & kaum borjuis. Lalu pemerintahan fasis baru ini mengajukan kendali terhadap para buruh, kapital meskipun para petinggi Jerman mengabaikannya.
Sejumlah konvoi fasisme pasca-Perang Dunia II mengidentifikasi diri mereka sebagai ?Posisi ketiga? Pada luar pandangan politik & tradisional.
Prinsip Fasisme
(Foto: Pinterest) |
Nasionalisme adalah landasan ideologi fasisme. Pandangan kaum fasis terhadap Negara merupakan satu kesatuan yang menyatukan warga berasakan rasa kebangsaan yang secara alami tumbuh pada diri masyarakat.
Fasisme berupaya merampungkan perkara ekonomi, politik, dan social menggunakan kekuatan warga , mengagungkan kedudukan suatu bangsa atau ras diatas yg lain, & berbagi rasa persatuan budaya, kekuatan, serta kemurnian bangsa. Fasisme pada eropa terbentuk lantaran stereotip tentang superioritas orang eropa orisinil dibandingkan noneropa. Sebenarnya, fasisme tidak mengangkat tentang keutamaan ras tertentu. Apabila kita lihat kebelakang, fasisme memperjuangkan imperialism, walaupun nir semua mengejar hal tadi.
Totaliterianisme
(Foto: Pinterest) |
Kaum fasis mengangkat isu pendirian Negara totaliter. Ia melawan ideologi liberal, demokrasi, system multipartai, dan menyokong system partai tunggal Negara. Buku TheDoctrine of Fascism menyatakan bahwa konsep totaliterisme bagi fasisme adalah hal utama, di luar konsep agama dan kemanusiaan masih bisa berkembang.
Kita dapat mengerti bahwa fasisme adalah totaliterisme, dan Negara fasis yang merupakan gabungan system nilai utama, membangun potensi dan kemandirian semua orang. DalamThe Legal Basis of the Total State, ahli politik Nazi Carl Schmitt menyatakan niatan Nazi membentuk “Negara adidaya yang menjamin politik totaliter dan kesatuan politik di antara kemajemukan masyarakat” dalam hal mencegah “bencana antar unsur kesukuan dalam negeri Jerman.”
Kaum fasis jua menyatakan bahwa proses doktrinasi rakyat melalui propaganda dalam system pendidikan. Pendidikan didesain buat mendeskripsikan keagungan fasisme dan memberi anak didik pengetahuan sejarah serta sistem politik fasisme. Negara pula mengajarkan murid untuk menanamkan jiwa fasis dan menaati peraturan negara.
Ekonomi Fasisme
(Foto: Pinterest) |
Fasisme mendeskripsikan dirinya sebagai alternative primer menurut 2 ideology ekonomi akbar yakni kapitalisme & sosialisme. Kaum fasis Italia menyebut system mereka gerombolan sosialisme Sorealianisme namun diluar itu mereka membenci marxisme maupun sosialisme.
Pemerintahan fasis menerbitkan solusi pertentangan kelas dalam negara menjadi upaya mempertahankan persatuan. Hal ini bisa dilakukan menggunakan pendamaian yang dilakukan negara kepada kedua kelas tadi. Meskipun negara sudah mengupayakan pendamaian antarkelas social, tetapi masih tersisa konflik antarkelas pada negara antara kaum buruh dengan para pemodal.
Fasisme mengutuk pandangan umum bahwa mereka memiliki mental kaum borjuis seperti materialistis, kesombongan, rasa pengecut, serta hubungannya dengan liberalism, individualism, dan parlementerisme. Mussolini mendefinisikan pandangannya tentang proletarian sebagai gerombolan yang sama dengan pembuat, pandangan yg mengkategorikan semua orang dalam system produksi termasuk pengusaha, teknisi, pekerja, dan tentara.
Meskipun fasisme mencela sosialisme marxisme, mereka mengklaim diri mereka sebagai para penggerak sosialisme yang mengutuk kapitalisme, bahkan mereka menggandeng para kapitalis di dalamnya. Hal ini mengacu kepada ide Henri de Saint Simon, yang menginspirasi penciptaan sosialisme utopis dan mempengaruhi ideologi lainnya, yang menekankan solidaritas ketimbang pertentangan kelas yang merupakan salah satu konsep ekonomi untuk memenuhi pengaruh bangsawan dan para spekulan.
Pandangan Saint Simon dipadukan menggunakan kritisme sayap kanan era Revolusi Perancis serta percampuran dengan dasar ideologi kiri dalam rangka mengupayakan perkumpulan dan kerja sama rakyat. Walaupun Marxisme mengutuk kapitalisme menjadi system yang mengeksploitasi interaksi ekonomi, fasisme memegang kendali atas uang & barang yg pada prinsip kapitalisme kontemporer dianggap sebagai penyimpangan. Tidak misalnya Marxisme, fasisme nir melihat konflik antarkelas antara kaum buruh & pemodal menjadi warisan & penggerak sejarah materialisme.
Sebaliknya, fasisme menganggap pekerja dan kaum kapitalis sebagai komponen masyarakat produktif yang berseteru dengan elemen pengganggu yang terdiri atas partai politik korup, kapitalisme korup, serta rakyat lemah. Pemimpin fasis seperti Mussolini dan Hitler mengutarakan kebutuhan untuk membentuk pemimpin-pemimpin ekonomi yang dipimpin para insinyur dan kaum terdidik namun terbebas dari kepemimpinan yang kotor.
Hitler menambahkan bahwa partai Nazi mendukungbodenständigen Kapitalismus (kapitalisme produktif) yang berdasarkan keuntungan dari tenaga kerja mereka, namun mengutuk kapitalisme yang mandek yang menghasilkan keuntungan dari spekulasi.
Ekonomi fasisme mendukung system kekuasaan ekonomi negara yg terdiri atas adonan bisnis milik rakyat & pribadi selama mengikuti tujuan utama produksi. Perencanaan ekonomi pula dicanangkan bagi sector public dan swasta, dan kemakmuran perusahaan swasta bergantung pada kemampuan menyesuaikan tujuan mendapatkan laba, tetapi menekankan bahwa industry wajib memenuhi kepentingan negara dibandingkan mereka sendiri.
Sementara fasisme menerima pentingnya kemakmuran harta dan kekuasaan, namun fasisme mengutuk kapitalisme, fasisme dicitrakan berdiri di antara kapitalisme dan komunisme dan mengkritik materialisme menggunakan ketidakmampuannya mengetahui peranan jiwa rakyat.
Secara khusus, kaum fasis mengkritisi kapitalisme bukan karena system persaingan bebas maupun mendukung kepentingan ekonomi pribadi, namun karena sifat materialisme, individualisme,persekutuan antarkaum borjuis, dan pengabaian kepada negara.
Fasisme mengkritik Marxisme karena pengkategorian rakyat dari status material yang dari kaum fasis merupakan serangan kepada ikatan emosi & spiritual pada negara dan ancaman perpecahan negara. Swasembada kegiatan ekonomi atau autarki merupakan tujuan utama berdasarkan pemerintahan fasis.
0 comments:
Post a Comment