Menurut kisah-kisah yg diceritakan, pasukan mongol adalah pasukan yg sangat kuat & sulit buat dikalahkan. Legenda mengatakan bahwa pasukan Mongol misalnya setan yg kebal terhadap panah. Ketika terpanah, para prajurit mongol masih bisa bertarung. Diatas kuda mereka, pasukan mongol tak terkalahkan.
Berikut 10 Hal Mengejutkan Tentang Pasukan Mongol:
1. Semua Masyarakat Sekuat Tentara
Ternyata pada kehidupan bangsa Mongol seluruh warganya memiliki kemampuan buat berburu, berperang & bertahan hayati pada perseteruan. Keadaan alam yang keras membuat mereka terpaksa bertahan hidup dan mempunyai skill tadi.
Setiap penyerbuan yang dilakukan Mongol seluruh warganya turut ambil bagian pada aktivitas tadi & tidak tentunya nir terdapat jenjang kepangkatan tentara dalam rakyat.
Dua. Pemburu yg Hebat
Kebiasaan berburu yang turun menurun membuat mereka menjadi langsung yg cekatan pada alam liar. Mereka berburu dengan unik yakni menggunakan pantangan menciptakan hewan buruan mereka tersiksa. Perburuan umumnya dilakukan beserta-sama menggunakan pemimpin mereka pada bagian depan.
Pemimpin umumnya mengawali perburuan dengan membunuh hewan pertama dan dilanjutkan menggunakan warga lainnya.
Tiga. Tentara Mongolia Bukannya Digaji, Malahan Menggaji Komandan Mereka
Selama pemerintahan Genghis Khan, para pasukan tidak digaji oleh kerajaan, malahan mereka wajib membayar kepada para komandan jika ingin masuk menjadi pasukan kerajaan.
Sistem ini dianggap qubchur. Keadaan ini anehnya terus ada selama berates-ratus tahun kemudian karena para masyarakat merasa bangga bila menjadi tentara.
4. Tanggung Jawab yang Berat Menjadi Tentara
Menjadi tentara Mongol butuh displin & kepatuhan terhadap komandan. Kewajiban komandan nir kalah berat, sang komandan wajib memastikan bahwa setiap lebih jelasnya peralatan perang bawahannya tersedia sebelum pertempuran.
Apabila terdapat yg melanggar maka akan diganjar sanksi yg berat pula. Contohnya waktu ada tentara yang mundur dari medan perang maka hukumannya adalah kematian.
5. Sutra Sebagai Lapisan Baju Zirah.
Terlepas berdasarkan perdebatan mengenai hal ini, para komandan memerintahkan tentara buat menggunakan sutra sebagai salah satu lapisan pelindung.
Alasannya adalah waktu terdapat agresi panah, maka lapisan sutera tadi menahan laju panah. Terlebih lagi mereka telah paham bahwa sifat sutera merupakan antibakteri lantaran pengalaman mereka pada banyak sekali peperangan.
6. Kuda Bagian berdasarkan Kehidupan
Daya tahan mereka dalam berkuda tidak perlu diragukan, mereka sanggup tahan berkuda selama berhari-hari. Kuda pasukan Mongol jua sanggup menempuh jarak 600 mil hanya pada enam hari.
Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan "Orang Mongol dilahirkan, dibesarkan, makan dan mati diatas kuda." Hal itu merupakan gambaran kehidupan orang-orang Mongol yang hidup dipadang rumput. Mereka memakai kuda tak hanya sebagai alat transportasi, tetapi sebagai bagian tubuh mereka.
Tak heran orang mongol dikenal menjadi penunggang kuda terbaik, bahkan mereka dengan mudahnya menaiki & menunggangi kuda tanpa pelana.
7. Strategi Menyerang yang Mantap
Strategi penyerangan bangsa Mongol sangat tersusun. Dengan kecepatan gerakan &
jumlah pasukan yang poly membuat mereka tidak terlalu tepencar dan mudah diserang.
Mereka maju terstruktur dan begitu jarak telah dekat maka mereka akan menyerang dengan cepat. Jumlah pasukan yg sangat poly memudahkan mereka menyerang.
Pergerakan yang cepat yang dilakukan umumnya buat mengagetkan pasukan musuh, dengan cara menyebar waktu memulai pertempuran, tetapi saat serangan dilangsungkan, umumnya pasukan mongol akan bergerombol buat menguatkan agresi secara datang-tiba.
Serangan cepat itu dilakukan buat meminimalisir resiko kelelahan dalam pasukan & kuda-kuda mereka. Logistik buat kuda pun disiapkan secara khusus, supaya kuda memiliki kekuatan yg prima.
8. Perlengkapan Khusus Pemanah Berkuda
Saat mengetahui pasukan mongol, umumnya anda membayangkan pasukan berkuda yg lihat ketika memanah. Hal ini karena saat melakukan pertempuran, pasukan Mongol umumnya mengerahkan pemanah berkuda dengan jumlah yang sangat berkuda.
Namun tahukah bahwa seorang pemanah berkuda biasanya dilengkapi dengan senjata kavaleri berat yang disesuaikan dengan manuver kuda. Senjata yang biasanya dibawa adalah kapak pendek, tombak, pedang, dan prisai sebagai armor prajurit.
Mantel kuda mereka biasanya dilapisi oleh potongan baja mini yang dijahit menyatu menggunakan mantel. Penggunaan helm buat kuda tempur pun dilapisi sang baja ringan buat melindung kepala kuda.
9. Ilusi Pasukan menggunakan Jumlah Besar
Banyak yang mengira dalam melakukan sebuah serangan bangsa Mongol mengerahkan jumlah pasukan yang sangat poly. Padahal hal ini hanyalah semacam delusi yang diciptakan sang pasukan Mongol buat melemahkan psikologis musuhnya.
Lawan yang mengenal rumor ini biasanya hanya mendengar menurut pertempuran-pertempuran yang pernah diceritakan. Padahal ada delusi yg dibuat buat membangun seolah-olah pasukan Mongol tiba menggunakan jumlah pasukan yang tak terhitung jumlahnya.
Taktik yang digunakan oleh pasukan Mongol berdasarkan beberapa penelitian adalah menggunakan boneka yang dipasangkan dikuda, sehingga bila dilihat seolah-olah masih ada pasukan menggunakan jumlah yang relatif akbar.
Selain itu pasukan Mongol biasan mengikat tongkat diekor kuda mereka yg menyebabkan gesekan ditanah dan menghasilkan gumpalan debu, sebagai akibatnya musuh menerka bahwa masih ada pasukan pada jumlah akbar yang beranjak. Satu lagi yg menyebabkan benturan psikologi waktu melawan pasukan mongol adalah mereka akan meneriakan suara mereka menggunakan keras saat bertempur.
10. Perburuan Musim Dingin
Kebiasaan warga mongol merupakan tercermin menggunakan kehidupan & pelatihan militer. Saat musim dingin mereka akan membuat suatu perencanaan dengan mengadakan perburuan animo dingin. Seluruh prajurit wajib berpartisipasi pada perburuan tersebut.
Perburuan ini lakukan buat melatih mental pasukan menghadapi cuaca ekstrim & kehidupan liar. Mereka umumnya akan melakukan kegiatan ini di wilayah yg memiliki cuaca ekstirm buat melakukan perburuan babi hutan, rusa, harimau siberia, dan serigala.
Sumber: J. J. Saunders. The History of the Mongol Conquests
0 comments:
Post a Comment