Cari cara mengatasi bibir kering?
Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk
pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis
Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Thursday, March 11, 2021
Tenggelamnya Lusitania yang Mendorong AS Memasuki Perang Dunia I
German Federal Archives
Pada lepas 7 Mei 1915, kurang berdasarkan setahun setelah Perang Dunia I (1914-1918) meletus pada semua Eropa, kapal selam U-boat Jerman meluncurkan torpedo dan menenggelamkan RMS Lusitania, kapal bahari Britania Raya.
RMS Lusitania sendiri tengah melakukan perjalanan dari New York ke Liverpool, Inggris. Dari lebih dari 1.900 penumpang dan awak kapal, lebih menurut 1.100 mangkat , termasuk lebih berdasarkan 120 orang Amerika. Hampir 2 tahun berlalu sebelum Amerika Serikat secara resmi memasuki Perang Dunia I, akan tetapi tenggelamnya Lusitania memainkan peran penting dalam mengubah opini publik melawan Jerman, baik pada Amerika Serikat & luar negeri.
Perang kapal Selam Jerman-Inggris
Peta Wilayah Perang Dunia I di Eropa. Image Source
Ketika Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, Presiden Woodrow Wilson (1856-1924) berjanji mengenai netralitas Amerika Serikat pada Perang Dunia I. Amerika Serikat sendiri merupakan kawan terdekat perdagangan Inggris.
Ketengangan muncul ketika beberapa kapal AS yg berpergian keluar masuk Inggris rusak & karam sang Jerman. Pada Februari 1915, Jerman sendiri telah mengumumkan perang kapal selam tak terbatas di perairan lebih kurang Inggris.
Pada awal Mei 1915, beberapa surat liputan New York mempublikasikan tentang peringatan dari Kedutaan Besar Jerman di Washington. DC, bahwa bagi orang Amerika yg berpergian dengan kapal Inggris atau Sekutu pada zona peperangan harus menanggung risiko mereka sendiri.
Zona Perang Kapal Selam Jerman. Image Source
Pengumuman ini ditempatkan dihalaman yang sama loka pelayaran kapal Lusitania menurut New York pulang ke Liverpool. Angkatan Laut Inggris sendiri telah memperingati kapal Lusitania buat menghindari zona perang laut bebas setelah sebelumnya sudah telah terjadi serangkaian serangan U-boat Jerman yg menenggelamkan kapal dagang di tanggal pantai selatan Irlandia.
Tenggelamnya Lusitania: 7 Mei 1915
Jerman menggambarkan Lusitania yang terkena torpedo. Image Source
Capt kapal Lusitania mengabaikan rekomendasi berdasarkan AL Inggris. Tepat pada lepas 7 Mei 1915 pukul 14:12 saat setempat, kapal seberat 32.000 ton tersebut meledak terkena hantaman torpedo di sisi kananya. Ledakan torpedo diikuti oleh ledakan yg kemungkinan asal berdasarkan boiler kapal. Kapal Lusitania lalu tenggelam pada tanggal pantai selatan Irlandia pada saat kurang menurut 20 mnt.
Hal yg dapat kita ketahui bahwa kapal Lusitania sendiri membawa sekitar 173 ton amunisi perang buat Inggris. Kenyataan tadi lalu dijadikan alasan pembenaran sang Jerman melakukan agresi tadi. AS sendiri lalu melayangkan protes keras atas serangan tadi. Jerman sendiri kemudian meminta maaf & berjanji buat mengakhiri perang kapal selam terbatas.
Namun dalam bulan November pada tahun yang sama, U-boat Jerman kembali menenggelamkan kapal tanpa peringatan. Kapal tadi merupakan kapal Italia yg mengangkut 25 orang Amerika. Serangan tadi sendiri mengakibatkan tewasnya 270 orang termasuk 25 orang Amerika tersebut.
Kemarahan publik pada Amerika Serikat mulai merebak. Masyarakat umum kemudian menanggapi menggunakan berfokus bahwa Amerika tidak bisa lagi memiliki alasan buat nir berperang melawan Jerman.
Alaihi Salam Memasuki Perang Dunia I
Pada lepas 31 Januari 1917, Jerman bertekad mememenangkan peperangan dan merampungkan sisa-sisa pergesekan menggunakan Sekutu. Jerman sendiri kemudian mengumumkan buat melanjutkan perang terbatas pada perairan zona perang.
Tiga hari kemudian Alaihi Salam memutuskan hubungan diplomatik menggunakan Jerman & beberapa jam setelahnya U-boat Jerman menenggelamkan kapal Housantonic milik Amerika.
Poster Propaganda menyerukan AS berperang melawan Jerman
Pada 22 Februari 1917, Kongres menyetujui alokasi anggaran senilai $ 250 juta untuk persiapan AS memasuki peperangan. Pada akhir Maret, Jerman kembali menenggelamkan empat kapal dagang AS. Pada 2 April, Presiden AS, Woodrow Wilson mendeklarasikan perang melawan Jerman sebelum meminta persetujuan dari Kongres AS.
Senat AS sendiri dalam 4 April menaruh dukungan terhadap peperangan melawan Jerman. Dua hari kemudian DPR AS mengesahkan deklarasi perang AS-Jerman. Dengan ini maka Amerika Serikat secara resmi memasuki Perang Dunia I, melawan penguasaan Jerman yg tengah mendominasi pertempuran.
Wednesday, March 10, 2021
Sturmgeschütz III Lapis Baja Jerman Paling Banyak Diproduksi Selama Perang Dunia II
Sturmgeschütz III (stug III) merupakan meriam tempur kendaraan lapis baja yang paling banyak di produksi Jerman selama Perang Dunia II. Dirangkai dengan chassis dari tank Panzer III terbukti memberikan struktur yang lebih mantap dengan pemasangan senapan yang lebih kuat.
Awalnya diperuntukan sebagai mobil lapis baja senjata ringan untuk mendukung kekuatan pasukan infantri. Stug III kemudian terus dimodifikasi dan dipergunakan secara luas sebagai tank.
Pembuatan Sturmgeschütz sendiri awalnya dilatarbelakangi pengalaman Jerman selama Perang Dunia II yang selama peperangan di Front Barat kekurangan sarana efektif mendukung gerak maju pasukan infantri. Artileri yang diperuntukan bagi pasukan infantri pada waktu itu kurang bersaing untuk menghancurkan bunker, benteng-benteng kecil, lubang perlindungan secara langsung dibandingkan artileri sekutu.
Sturmgeschütz III Ausf. E disertai dengan beberapa prajurit infanteri maju pada posisi Soviet sambil meletakkan basis tembakan untuk dukungan Jerman di Front Timur, 1941-1942.Secara keseluruhan, Sturmgeschütz III merupakan seri senapan serbu yang terbukti sangat sukses dan bertugas di semua lini sebagai senjata serbu dan perusak tank. Karena siluet yang rendah, stug IIIs mudah untuk berkamuflase dan menjadi target yang sulit.
Sturmgeschütz III lebih hemat biaya dibandingkan tank Jerman yang lebih berat. Dan Sturmgeschütz III ini memiliki peran yang baik untuk pertahanan sebagai anti-tank. Ketika situasi Perang Dunia II semakin memburuk bagi Jerman, seri stug kemudian diproduksi lebih banyak dibandingkan tank, hal ini untuk meningkatkan pertahanan terhadap serangan Sekutu.
Specifications
- Berat: 23.9 tonnes (52,690 lbs)
- Panjang: 6.85 m (22 ft 6 in)
- Lebar: 2.95 m (9 ft 8 in)
- Tinggi: 2.16 m (7 ft 1 in)
- Kru: 4
Ketahanan
- Armor: 16–80 mm (.62–3.15 in)
- Senjata Utama 1 × 7.5 cm StuK 40 L/48 54 rounds
- Senjata Sekunder 1 × 7.92 mm MG34 machine gun 600 rounds
Peforma
- Mesin: Maybach HL 120 TRM V-12 gasoline engine driving six-speed transmission 300 PS (296 hp, 221 kW)
- Daya/Berat: 12 PS (9.2 kW) / tonne
- Suspensi: torsion bar
- Jangkauan Operasi: 155 km (96 mi) (.9 mpg‑US(1.1 mpg‑imp; 260 L/100 km) at 22 mph (35 km/h), 71 US gal (59 imp gal; 270 l) fuel)
- Kecepatan: 40 km/h (25 mph)
Sejarah Singkat Rompi Antipeluru
Uji coba rompi Antipeluru di Washington, D.C. September 1923. Image Source
Rompi Antipeluru (Bulletproof vest) merupakan salah satu komponen perlindungan bagi anggota dinas militer atau pun kepolisian. Penggunaannya rompi Antipeluru pada umumnya dikenakan agar para petugas terlindungi dari tembakan senjata api. Pada dasarnya rompi Antipeluru adalah untuk melindungi penggunanya dengan menahan laju peluru dimana peluru dihentikan sebelum berpenetrasi ke dalam tubuh.
Pada saat rompi menahan penetrasi peluru, dorongan menurut peluru direduksi menggunakan menyebarkan momentumnya ke semua bagian tubuh. Dibalik penggunaannya yg masif ini, rompi antipeluru mempunyai jejak pengembangan yg panjang dari dulu sampai sekarang.
Awal Penemuan
Penemuan rompi antipeluru bermula menurut pengembangan di Jepang dan Korea yg menemukan rompi antipeluru modern yg berbahan dasar 30 lapis kain sutra yang sanggup menghentikan laju peluru waktu itu pada abad ke-19 masehi. Penemuan ini memacu baik itu pihak pembuat rompi antipeluru atau bahkan para pembuat senjata sebagai semakin hebat dan saling mengalahkan.
Penggunaan sutera sebagai armor sendiri dalam catatan sejarah digunakan oleh pasukan mongol untuk melapisi baju perangnya yang terbukti efektif menahan bidikan anak panah.
Di negeri Amerika Serikat masih ada seseorang rahib bernama Casimir Zeglen yang bersama kawannya mencoba mencari cara menciptakan rompi yang bisa menahan laju peluru dengan membuat rompi berdasarkan sutra dan dilapisi lempengan baja. Pengujian benda tersebut sukses tetapi penemuan mereka menjadi butir bibir di Amerika.
Penemuan ini didengar sang pihak militer Amerika. Ketika rompi ini melalui proses pengetesan, pihak militer menolaknya menggunakan alas an biaya pembuatan yg terlampau tinggi dan material yg nir tahan panas. Tak patah arang, Zeglen eksklusif melobi Presiden McKinley tahun 1901 buat menyetujui rompi miliknya, tetapi permanen ditolak sang pihak paman Sam.
Zeglen memberikan penemuannya pada Franz Ferdinand di Austria. Idenya disetujui dan Franz Ferdinand menggunakan rompi buatan Zeglen tadi. Kematian permanen nir bisa luput berdasarkan Franz Ferdinand, bisnis pembunuhan dirinya tetap berhasil karena para penembak jitu menembak Franz Ferdinand di ketua karena tahu dirinya menggunakan rompi antipeluru.
Paten terhadap rompi antipeluru sudah didaftarkan pada 1919 pada Amerika. Pengujian rompi ini pertama kali dilakukan pada 2 April 1931 sang pihak kepolisian pada Washington D.C. Pengujian tadi berhasil & nir menghasilkan kegagalan.
Perkembangan Rompi Antipeluru
Flak Jacket
Pasukan AS dengan Flak Jacket pada Perang Vietnam. Foto: Own Work
Rompi antipeluru ini tidak terbuat menurut lempengan baja, melainkan dari bahan nilon. Rompi ini dibuat dengan tujuan menunda serpihan peluru tetapi permanen mampu tertembus oleh tembakan. Jaket ini tidak mudah & sangat berat.
Disebut ?Flak Jacket? Digunakan oleh pilot & kru bomber buat menahan serpihan berdasarkan meriam Anti-udara DE, yang juga disebut FLAK (Flieger Abwehr kanone)
Rompi Antipeluru Ringan
Tahun 1960an merupakan awal penemuan serat fiber yang bisa digunakan sebagai bahan rompi antipeluru. Penelitian ini dilakukan oleh National Institute of Justice atau NIJ di Amerika untuk membuat polisi di sana terlindung dan bisa bertugas dengan lebih mudah.
Rompi Antipeluru Kevlar
Tahun 1970an adalah permulaan bahan kevlar yg sebagai bahan rompi antipeluru. Kevlar ini diciptakan oleh perusahaan DuPont. Pengembangan bahan kevlar kemudian dilakukan sang NIJ tahun 1973 ini memakan beberapa tahun. Proses primer merupakan termin dimana melakukan penentuan bahan yang cocok, berapa lapisan yg harus disusun dalam pengembangan rompi antipeluru tadi dan persiapan lain sampai terselesaikan.
Alasan kenapa kevlar dipilih adalah bahan ini bisa menunda peluru dan ringan dipakai. Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan pada penggunaan rompi berbahan kevlar. Hal pertama adalah bahan ini akan tidak boleh basah ataupun sering dicuci. Kontak dengan air atau pun pembersihan akan berdampak pada berkurangnya daya tahannya terhadap peluru.
Penggunaan rompi kevlar mampu menunda peluru dengan kecepatan sampai 800 kaki per dtk sampai 95 persen. Kemungkinan peluru bisa menembus jua sangat mini yakni hanya 10 % dalam kondisi Kevlar yang baik.
Gung Binathara sebagai Konsep Kekuasaan Raja Mataram Islam
Dalam konflik politik, kekuasaan adalah unsur budaya yang adalah bagian dari klasifikasi simbol budaya jawa. Simbol tadi lalu akan terlihat pada bahasa, komunikasi, ritus spiritual, seni, kesustraan, agama, keyakinan, dan pranata dalam kehidupan sosial rakyat jawa.
Kekuasaan sendiri mempunyai keterkaitan dengan moralitas, sehigga keduanya tak jarang kali dikatakan dualistik simbolik. Orang Jawa dalam kehidupan sosial mempunyai suatu simbolisasi dari dua, 3, 5 atau sembilan kategori misalnya tinggi-rendah, dekat-jauh, asing-biasa, baik-buruk, suci-profan, formal-informal, dan lain sebagainya. Tetapi masih ada simbol ketiga selain dualistik simbolis tadi, yg berfungsi sebagai pengontrol & penyeimbang keselarasan harmoni.
Kekuasan dalam tatanan budaya Jawa merupakan simbolisasi berdasarkan hakikat kehidupan, moralitas sendiri memiliki keterkaitan tentang gambaran sistem kekuasaan Jawa yang mewajibkan orang berlaku sama menggunakan tata nilai kehidupan yang cenderung terorientasi selaras.
Kekuasaan raja-raja Mataram begitu besar di mata rakyat, sehingga rajyat mengakui bahwa raja sebagai pemilik segala sesuatu, baik harta benda maupun manusia. Karena itu terhadap keinginan raja, rakyat hanya dapat menjawab ’ndherek karsa dalem’ (terserah kepada kehendak raja) kekuasaan yang demikian besar itu dikatakan ”wenang wisesa ing sanagari” (berwenang tertinggi di seluruh negeri). Dalam pewayangan kekuasaan yang besar itu biasanya digambarkan sebagai ”gung binathara, bau dhendha nyakrawati” (sebesar kekuasaan tuhan, pemelihara hukum dan penguasa dunia).
Pada masa kekuasaan Sultan Agung, Kesultanan Mataram meletakan konsep kenegaraan dan sitem politis yg bertalian dengan sinkretisme sistem politik formal dengan hal yang supranatural. Sinkretisme tersebut herbi perubahan atau transisi kehidupan Hindu-Buddha (Zaman kabudan) menuju efek Islam (Zama Kewalen). Konsep Dewa-Raja yg memberika otoritas politik seseorang raja menjadi perwujudan atau penjelmaan yang kuasa kemudian berubah sebagai konsep agama-warga yang mengatur kehidupan rakyat dari nilai dan norma keagamaan Islam.
Konsep agama-rakyat sendiri sebetulnya nir mempunyai disparitas yang besar menggunakan konsep ilahi-raja. Perbedaan yang mencolok terlihat berdasarkan pandangan atau visualisasi menurut kekuasaan raja sendiri. Pada konsep kepercayaan -rakyat, raja atau sultan merupakan wakil dewa yang bertugas sebagai pemimpin masyarakat dan penegak agama illahi.
Istilah baru ini merupakan ungkapan simbolik mistik Manunggaling Kawula Gusti, bahwa sejatinya seorang raja merupakan tangan tuhan itu sendiri, sehingga segala legitimasi yang dilakukan oleh seorang raja atau sultan mengatasnamakan kekuasaan tuhan sendiri pula yang berdasarkan interpretasi dan penegakan agama yang mengatur masyarakat.
Dalam Kesultanan Mataram, hal ini kemudian dikenal dengan konsep "Gung Binathara." Gung Binathara itu sendiri memiliki inti pemahaman bahwa kekuasaan raja itu agung binathara, bahu dhendha nyakrawati, ber budi bawa leksana, ambeg adil paramarta (besar laskana kekuasaan dewa, pemelihara hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama).
Sehingga konsep kekuasaan Jawa, tercermin dari raja yang berkuasa secara absolut. Akan tetapi kekuasaan itu diimbangi dengan kewajiban moral yang besar juga untuk kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, dalam konsep kekuasaan Jawa dikenal juga sebagai tugas raja: njaga tata tentreming praja (menjaga supaya masyarakat teratur dan dengan demikian ketentraman-kesejahteraan terpelihara).
Dengan demikian kekuasaan raja Jawa berketerkaitan menggunakan dualistik simbolis politik dan moralitasi yang menyebabkan kekuasaan raja yang absolut sebenarnya diperuntukan untuk mengambil kebijakan secara bebas dan mantap demi kesejahteraan masyarakat. Raja melaksanakan tugasnya, rakyat mempunyai kewajiban-kewajiban yg harus dilaksanakannya (ngemban dhawuh dalem). Dengan demikian antara raja & warga berlaku prinsip jumbuhing atau pamoring kawula-gusti (bertemunya masyarakat & raja).
Konsepgung binantharamenjelaskan tiga macam wahyu yang menjelaskan posisi raja dalam kerajaan.
- Wahyu Nubuah: Menempatkan sultan atau raja sebagai wakil tuhan.
- Wahyu Hukumah: Raja merupakan sumber segala hukum. Hal ini menggambarkan kekuasaan raja atau sultan yang memiliki hak absolut.
- WahyuWilayah: Raja memiliki kuasa memberika rasa aman, nyaman, sejahtera, dan perlindungan kepada rakyat.
Dalam sistem kerajaan di Mataram, prinsip raja gung binathara, bahu denda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (raja besar laksana dewa, pemegang hukum, meluap budi luhurnya, dan adil terhadap sesama). Itulah yang disebut konsep keagung binatharan. Menurut konsep itu raja harus memegang kekuasaan yang besar. Raja nan besar mempunyai kekuasaan yang luas dengan rakyat yang jumlahnya besar.
Konsep gung binanthara sendiri dilatarbelakangi oleh legitimasi politik yang dilakukan oleh Kekhalifhan Abbasiyah. Kekhalifahan Abbasiyah menganggap kekuasaannya berasal dari Allah (divine origin) dan menjadi panutan yang sebenarnya bagi kaum muslim. Abu Ja’far al-Mansur khalifah kedua Abbasiyah mengatakan:
- Ana Khalifatullah fi ardihi ( Saya adalah Khalifah Allah di muka bumi-Nya)
- Ana Sultanullahi fi ardihi (Saya adalah kekuasaan Allah di muka bumi-Nya)
- Ana Zillullahi fi ardihi ( Saya adalah bayangan Allah di muka bumi-Nya)
Padahal sebagaimana diketahui sesudah Muhammad SAW menjadi khalifatullah. Abu Bakar adalah khalifatu Rasulillah, Umar adalah khalifatu khalifati Rasulillah, Usman adalah khalifatu Umar, Ali khalifatu Usman begitu seterusnya. Setelah itu lalu semenjak dinasti Umayyah para pemimpinnya mengaku sebagai khalifah Allah dan ?Memotong mata rantai?, tidak mengakui diri sebagai pengganti khalifah sebelumnya & mendeklarasikan diri menjadi khalifatullah.
Para raja Muslim pada Jawa juga tak ketinggalan mengikuti kesamaan itu. Meskipun nisbi lebih lambat dibanding raja-raja Melayu-Indonesia lainnya. Sultan Amangkurat IV merupakan penguasa Mataram pertama yg memakai gelar kalipatullah.
Gelar Sultan yang disandang sang Sultan Agung menunjukkan bahwa beliau mempunyai kelebihan menurut raja sebelumnya yaitu Panembahan Senopati & Panembahan Sedo Ing Krapyak. Ketika dinobatkan sebagai raja (1613 M) pada usia 20 tahun masih menggunakan gelar Panembahan. Tahun 1624 M dia membarui gelarnya sebagai ?Susuhunan.?
Selanjutnya dia mendapat pengakuan berdasarkan Mekah sebagai seorang Sultan, lalu mengambil gelar lengkapnya Sultan Agung Anyakrakusuma Senopati Ing Alogo Ngabdurrahman Kalipatullah (secara harfiah berarti raja yg agung, pangeran yg sakti, oleh panglima perang & sang pemangku jujur Tuhan Yang Maha Kasih).
Sebenarnya tradisi Jawa sudah menyediakan gelar yg lebih ??Tinggi?? Menurut sulthan atau khalifatullah, yaitu bathara (ilahi) ingkang Agung. Akan namun Sultan agung tetap menginginkan gelar khalifatullah.
Kesimpulannya merupakan terdapat akibat dari konsep "gung binathara" bahwa penguasa mempunyai kekuasaan yg amat akbar lantaran adalah wakil yang kuasa di muka bumi. Wewenang & otoritas pemimpin pun pada akhirnya sebagai tak tertandingi.
Dengan demikian menerangkan bahwa gelar sultan atau khalifatullah semata-mata hanya digunakan buat legitimasi kekuasaan para penguasa. Sementara konsep keagung binataran memberitahuakn eksklusif raja yg serba ?Maha,? Dan ini banyak dianut dalam pemerintahan raja-raja Islam di Melayu-Indonesia.
Rujukan:
Karim, M. Abdul, (2011). Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara
Wurianto, Arif Budi. (2011). "Gung Binatara: Kekuasaan dan Moralitas Jawa." Dalam Jurnal Ilmiah Bestari, No. 32 Th. XIV, 2001