http://kesehatan.kontan.co.id/news/kebiasaan-menjalankan-new-normal-saat-pandemi-corona-belum-mereda
Cari cara mengatasi bibir kering?
Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk
pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis
Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Sunday, January 3, 2021
Kebiasaan menjalankan new normal saat pandemi corona belum mereda
Virus corona semakin menyebar, penyakit X yang lebih menular akan menyerang manusia
Rekomendasi makanan tinggi protein untuk dikonsumsi sehari-hari
http://kesehatan.kontan.co.id/news/rekomendasi-makanan-tinggi-protein-untuk-dikonsumsi-sehari-hari
Kasus corona terus bertambah, konsumsi 7 buah ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh
4 Cara menghaluskan wajah ini patut Anda coba
http://kesehatan.kontan.co.id/news/4-cara-menghaluskan-wajah-ini-patut-anda-coba
Tetap akan menjalankan 3M sampai virus corona benar-benar hilang
http://kesehatan.kontan.co.id/news/tetap-akan-menjalankan-3m-sampai-virus-corona-benar-benar-hilang
Perceraian Soekarno dan Fatmawati
Kisah cinta Bung Karno ? Fatmawati begitu dramatis. Usai menjalani pengasingan pada Bengkulu, Bung Karno balik ke Jakarta. Akan namun, sejatinya, hati Sukarno tertinggal di sana. Hati Sukarno tertambat dalam seseorang gadis belia bernama Fatmawati. Setelah melalui lika-liku pertengkaran dahsyat yg berakhir menggunakan konvensi perceraian Bung Karno ? Inggit Ganarsih, akhirnya berhasil pula Sukarno menikahi Fatmawati, melalui pernikahan ?Dawai? Yang unik (lihat postingan terdahulu).
Perjalanan sepasang merpati penuh cinta ini, akhirnya dikaruniai lima orang putra-putri: Guntur, Mega, Rachma, Sukma, dan Guruh. Belum genap mereka mengarungi bahtera rumah tangga, Sukarno tak kuasa menahan gejolak cintanya kepada wanita lain bernama Hartini. Inilah pangkal sebab terjadinya perpisahan yang dramatis antara Sukarno dan Fatmawati.
Bagaimana Bung Karno menjelaskan wacana perpisahan itu? Adalah sebuah rahasia, sampai waktu galat seorang ajudan dekatnya, Bambang Widjanarko, dalam suatu sore di tahun 1962, memberanikan diri mempertanyakan hal itu. Bambang adalah keliru satu ajudan yang diketahui sangat dekat hubungannya menggunakan putra-putri Presiden. Demi melihat hubungan anak-anak menggunakan ayahnya, tanpa seorang mak pada antara mereka, Bambang acapkali merasa nelangsa.
?Ada apa Mbang,? Bung Karno bertanya.
?Mohon Bapak jangan marah, saya ingin menyampaikan saudara termuda-adik tercinta, putra-putri Bapak.?
?Ya, Mbang, terdapat apa menggunakan anak-anak??
?Begini Pak, telah dua tahun aku sebagai ajudan Bapak. Setiap hari saya melihat & berteman menggunakan putra-putri Bapak, aku jua amat menyayangi dan menyayangi mereka. Mungkin segala keperluan lahiriah telah cukup mereka peroleh, akan tetapi menurut aku terdapat sesuatu yg amat mereka butuhkan, mereka dambakan siang-malam, yakni adanya seseorang bunda yang mendampingi & mengasihi mereka siang-malam. Lantaran itu, apabila Bapak berkenan demi kebahagiaan anak-anak, apakah tidak lebih baik apabila Bapak meminta Ibu Fat pulang ke Istana?
Wajah Bung Karno seketika berubah sebagai kelam, & matanya tajam menatap Bambang, ajudannya. Tentu saja, hal itu membuat Bambang kecut, campur kocok antara takut dan menyesal telah lancang mencampuri urusan tempat tinggal tangga Bung Karno. Rumah tangga Presiden, Panglima Tertinggi, Pemimpin Besar Revolusi.
Yang terjadi selanjutnya merupakan, Bung Karno membisu barang semenit-2. Setelah itu, senyum tipis tersungging di bibir Bung Karno seraya mengatakan, ?Bambang, jangan takut, saya tidak marah kepadamu. Mari duduk, akan saya ceritakan kepadamu.?
BK-guntur-megaDengan kaki lemas dan menunda memalukan, Bambang akhirnya duduk mendengar uraian Bung Karno?.. ?Mbang, pertama percayalah bahwa saya nir marah kepadamu. Aku mengerti betul maksudmu didasari kehendak baik demi anak-anakku sendiri yang pula kau sayangi. Engkau seorang belia yang penuh idealisme dan selalu berusaha mencapai itu dari norma-kebiasaan yg kau pelajari dan kau ketahui. Itu baik, permanen mungkin masih poly juga yg belum kau mengerti.?
?Bambang? Berdasarkan aturan kepercayaan Islam, seseorang istri mempunyai kewajiban diantaranya harus mengikuti suami dan berada pada tempat tinggal suami. Istana Merdeka ini merupakan rumahku, aku tidak memiliki rumah lain, & saya tidak pernah mengusir Ibu Fat menurut Istana ini. Ibu Fat sendiri yg pulang meninggalkan rumahku, rumah suaminya. Aku jua tidak pernah melarang Ibu Fat buat datang atau kembali ke sini, atau melarang menengok serta berada menggunakan anak-anak. Ibu Fat bebas buat datang dan berada di Istana ini?. Mbang?, merupakan kurang sempurna bila saya meminta Ibu Fat buat balik , aku nir pernah mengusirnya.?
Selanjutnya, Bung Karno jua menceritakan ketika-ketika indah mereka di Bengkulu, zaman penjajahan Jepang. Juga saat-saat kebersamaan di Yogyakarta, & sebagainya. Banyak hal yg telah terjadi di antara keduanya, dan itu menyadarkan siapa pun mengenai betapa kompleksnya kehidupan insan. Dan itu semua makin membuat Bambang tertunduk makin dalam. Ia merasa membuat malu telah berani memberi petuah Bung Karno tanpa berpikir panjang.
Akhirnya, BK menutp uraiannya menggunakan mengatakan, ?Bambang, biarlah orang-orang, termasuk anak-anakku, menyalahkan diriku; aku toh seorang laki-laki . Namun anak-anakku wajib mencintai dan terus menghormati dan menghargai ibunya. Semua kesalahan izin terdapat padaku. Dan, Bambang, terima kasih atas perhatianmu dalam anak-anakku. Merskipun bukan merupakan tugas pokok, tolong? Turutlah jua mengawasi anak-anakku itu.?
Mendengar uraian penutup Bung Karno, tak terasa air mata mengalir pelan di pipi Bambang Widjanarko. Seketika, Bambang berdiri, memberi hormat dan meninggalkan Bung Karno sendiri dalam kamarnya. Sejak itu, hati kecilnya bersumpah, ia tidak akan pernah lagi mencampuri urusan rumah tangga Bung Karno.- Harian Sejarah
(Foto: Roso Daras Blog) |
Pertama kali dipublikasikan dalam 15 Juni 20019 sang Bung Roso Daras
Bung Roso Sendiri adalah seorang Jurnalis ternama di Negeri ini, Beliau sudah banyak menulis berbagai buku-buku dan karya-karya yang lainnya, salah satunya adalah buku tentang mantan Presiden Sukarno. Salah satu bukunya yang paling banyak diburu oleh Soekarnois adalah Total Bung Karno (2013).
Bung Roso pun memiliki blog yang membahas mengenai seluk beluk Bung Karno : Roso Daras