Cari cara mengatasi bibir kering?
Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk
pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis
Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Thursday, December 24, 2020
Aturan sudah terbit, berikut prioritas & jadwal vaksinasi vaksin corona
Karakter Tionghoa Menghadapi Era Globalisasi
...Sebuah Tinjauan terhadap Pengajaran Karakter di Keluarga Tionghoa Tulungagung
Tionghoa?S Character Challenges the Globalization Era
A Review of Character Teaching in Tionghoa?S Family in Tulungagung
Memasuki era globalisasi di mana dunia loka kita berpijak nir lagi saling berjauhan antara satu & lainnya, semua negara pada belahan dunia dihadapkan dalam 2 pilihan: saling bersaing atau saling bekerjasama. Tidak sporadis ke 2 pilihan harus diambil secara bersamaan. Dalam menghadapi hubungan yang tak terhindarkan ini, rakyat Indonesia tentu haruslah merogoh perilaku yang benar & menyikapi ini menggunakan sempurna. Terutama pada generasi belia yg nantinya akan sebagai ujung tombak penikmat globalisasi. Generasi muda sebagai penerus bangsa haruslah mengerti bagaimana cara bersikap sehingga menguntungkan bangsa dan negara di masa yg akan datang. Namun, fenomena agaknya mengungkapkan sedikit tidak selaras.
Tidak sedikit generasi muda Indonesia yg menempatkan dirinya secara kurang tepat dalam percaturan sosial-budaya masa terbaru ini. Beberapa di antaranya bersikap kurang menghargai budaya & cenderung memiliki pemikiran atau perencanaan jangka pendek. Hal ini tentu tidak sepenuhnya keliru, namun melihat kondisi yg akan segera menyapa Indonesia kurang menurut satu dekade mendatang ?Pasar bebas Asia dan Dunia, hal ini tentu perlu lebih diperbaiki lagi. Banyak perkara penyimpangan non-kriminal hingga kriminal yg terjadi pada kalangan generasi belia. Hal ini membuat penulis terdorong buat mengungkapkan sebuah tinjauan singkat tentang pengajaran karakter. Sebagai generasi belia Indonesia, hendaknya sanggup menjaga diri berdasarkan konduite yg mengkhianati dasar-dasar sejarah kita. Di mana rakyat Indonesia terkenal sebagai manusia yang ramah & mengundang hormat asing.
Apabila boleh melakukan sedikit studi banding ke Tiongkok (Republik Rakyat Cina) yg baru saja dideklarasikan kemerdekaannya dalam tanggal 1 Oktober 1949. Sekarang Tiongkok sudah sebagai super besar ekonomi dan teknologi yg menyaingi negara adikuasa Amerika Serikat. Padahal dari segi asal daya alam, Indonesia mempunyai potensi yg tidak kalah luar biasa berdasarkan Tiongkok. Kemudian bolehlah kita bertanya ?Apa yang menciptakan Tiongkok dapat maju sedemikian cepat??
Untuk menjawab pertanyaan itu secara mendalam, rekan-rekan ahli ekonomi & hubungan internasional barangkali lebih piawai pada menjawab hal-hal yg berkaitan menggunakan teknisnya. Tetapi secara sekilas, dapat kita lihat bahwa asal daya manusia (SDM) agaknya adalah kunci yang berperan penting pada kesuksesan Tiongkok. Tiongkok kiranya sanggup mendidik SDM sebagai akibatnya membentuk hasil yang baik secara intelejensi, emosi, maupun sosial. Hal ini memang tidak ditunjukkan pada semua daerah pada Tiongkok, namun tanpa adanya SDM yg mendukung ini, tidak mungkin Tiongkok akan mengalami kesuksesan menggunakan cepat.
Melihat sisi sejarah, Tiongkok mempunyai asal yg kaya akan filosofi dan ajaran tata cara yang selalu diajarkan turun temurun. Hal ini yang membuat karakteristik warga keturunan Tiongkok pada negeri-negeri pada luar Tiongkok sebagai kental dan tak tergoyahkan. Ajaran tata cara yang tradisional ini kemudian menerima loka & diterima oleh setiap generasi sebagai akibatnya terpelihara hingga kini .
Dengan jawaban tadi, sebenarnya Indonesia nir kalah kaya akan filosofi dan istiadat. Bahkan melalui banyak sekali karya terkini yg mengangkat ajaran-ajaran antik, kita dapat melihat betapa kita sudah melupakan hal yang seharusnya kita warisi sebagai warga Indonesia. Memiliki daerah yang luas dengan budaya yg beragam harusnya mengakibatkan kita pewaris yg absah atas budaya setiap jengkal tanah yg sekarang bernama Indonesia. Perseteruan yg ada adalah dalam taraf penerimaan generasi berikutnya. Pewarisan budaya itu agaknya mendapat hambatan yg relatif berfokus. Pandangan sebagian generasi muda terhadap budaya yg luhur bisa digambarkan melalui istilah ?Kuno?. Inilah yg berusaha diubah melalui penulisan esai-esai semacam ini.
Hidup selama bertahun-tahun untuk mengusut budaya, filosofi & struktur keluarga Tionghoa yang ada pada Jawa Timur membuat penulis sadar bahwa budaya Tionghoa ini bukanlah sebuah budaya asing yang dimiliki Tiongkok. Secara historis, memang benar adanya bahwa akar berdasarkan budaya ini dibawa menurut Tiongkok. Tetapi, mempelajari lebih pada lagi, bisa kita rasakan aroma budaya lokal sekitaran keluarga-famili ini hidup, ikut menciptakan budaya baru yg akhirnya menghidupkan budaya Tionghoa & bukan budaya Tiongkok. Berangkat dari pemikiran ini, budaya Tionghoa adalah keliru satu warisan budaya Nusantara yg sah kita klaim sebagai milik Indonesia modern. Kita sebagai generasi yg masih hayati merupakan pewaris absah kebudayaan ini sejauh kita menyandang kewarganegaraan Indonesia. Menyadari hal itu, ada beberapa prinsip hayati yang dipakai anggota-anggota famili senior buat mendidik keturunan mereka yang akan dikemukakan sang penulis.
Melalui wawancara menggunakan seseorang kepala keluarga Tionghoa pada Tulungagung, Tn. Tio Bo Hien (Hindarto), penulis dapat merumuskan prinsip hidup tadi. Hien merupakan menantu menurut seorang kepala Zhong Hua Xue Xiao (Sekolah Tionghoa) di Tulungagung, Jawa Timur periode 1960an, Ong Biauw Djwan, yang jua pendiri gerombolan pementasan Wayang Wong Tionghoa, Sasana Mulya. Dalam pembentukan karakter itu, diperlukan lima dasar kendali langsung yang sebagai dasar karakter insan. Hal ini selalu diajarkan turun temurun pada famili pada lingkungan Tulungagung.
Pertama adalah kesabaran, Seorang insan yg berkarakter haruslah mempunyai kesabaran dan menghindari emosi yang meledak-ledak. Hien melanjutkan, ekspresi emosi itu adalah hal yg wajar, namun harus terkontrol agar menciptakan syarat yang baik antar sesama. Kesabaran akan mengajarkan kepada kita buat berpikir secara logis pada situasi apapun. Hal yang sang beliau diklaim dalam Bahasa Jawa sebagai katos ini bisa mempertahankan hubungan baik antar manusia & rasa agama yg tinggi menurut orang lain. Penghormatan jua akan tiba sebagai impak berdasarkan agama. Orang tabah, ucapnya, akan dilihat baik pada kalangan rakyat. Penghormatan terhadap orang yang sabra ini tidak akan terbatas dalam golongan etnis yang sama, namun jua menurut semua kalangan. Ia melanjutkan, bahwa kesabaran bisa diterapkan secara universal. Setelah melalui wawancara yang panjang, Hien berkata bahwa ia mempelajari prinsip kantos ini dari ibu dan proses belajar terhadap budaya Jawa.
Kedua merupakan pencerahan. Kesadaran berarti pengetahuan yang cukup dalam melakukan sesuatu atau mengambil keputusan. Sadar akan risiko atau impak yang akan terjadi menurut suatu hal yang dilakukan. Kesadaran, menurut Hien, merupakan hal yang penting lantaran ini merupakan suatu bentuk dasar menurut tanggung jawab. Semua orang yg melakukan hal menggunakan kesadaran boleh jadi menyesal pada masa depan, namun nir akan menyalahkan orang lain. Insan yang sadar itu akan melakukan introspeksi & memperbaiki diri alih-alih mencari pembenaran. Kesadaran adalah karakteristik yg menarik dari insan yg baik. Melalui prinsip ini, nir dibenarkanlah kita buat melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan pengaruh sampingnya. Dalam mengambil keputusan ataupun tindakan, manusia wajib mempunyai pencerahan akan apa yang dilakukan.
Ketiga adalah penalaran. Nalar pikiran merupakan kelanjutan menurut pencerahan. Manusia dalam melakukan hal dan memutuskan suatu keputusan harus memiliki akal yg baik. Pemikiran yang jauh & perencanaan yg matang. Segala hal wajib dipikirkan baik atau buruknya. Selain itu, risiko yg mungkin terjadi juga adalah perhatian utama yang sine qua non pada setiap keputusan. Hal ini merupakan prinsip primer seseorang Tionghoa ketika berbisnis: mempunyai penalaran matang akan syarat ekonomi & risiko kedepannya. Lebih baik menghindari hal buruk daripada memperbaikinya, tetapi nir jua pemugaran hayati disalahkan. Sekali salah langkah, maka hidup tidak akan sanggup diulang lagi. Manusia wajib memikirkan sesuatu hal sebelum melakukannya, demikian istilah Hien.
Keempat adalah introspeksi diri. Manusia memiliki dorongan untuk menyalahkan orang lain waktu hal tidak baik terjadi. Seperti pada pembahasan beberapa paragraf sebelumnya, kebiasaan ini agaknya wajib kita hindari pada rangka sebagai insan yg lebih baik. Sebelum menimpakan kesalah kita pada orang lain, baiknya kita melihat diri kita. Hien mengatakan bahwa insan yg paling baik sekalipun mempunyai kesalahan, hal ini nir mampu dihindari karena sudah menjadi kodrat insan. Bentuk terimakasih kita lantaran telah diberi kehidupan adalah dengan meminimalisir kesalahan, tetapi jika telah terjadi, haruslah diperbaiki. Bukan dilemparkan ke orang lain yang berada pada lebih kurang kita. Namun dia mengingatkan, janganlah kita lupa juga pada pintu maaf yg ada jauh pada pada hati kita. Apabila terdapat orang menciptakan kesalahan pada kita, haruslah kita maafkan menggunakan asa orang itu akan memperbaiki hidupnya.
Kelima dan yang terakhir adalah disiplin dan jujur. Kedua hal ini saling terkait & nir bisa dipisahkan. Merupakan sebuah kunci primer agar bisa melakukan keempat prinsip terdahulu secara berkelanjutan. Masyarakat Tionghoa modern terkenal menggunakan kedisiplinan yang tinggi serta kejujuran yg jua mengikutinya. Untuk ikut membentuk karakter masyarakat Indonesia yang baik, kedisiplinan dan kejujuran juga adalah kunci utama. Berkali-kali terdengar pertanyaan ?Mengapa orang Tionghoa bisa sukses menggunakan cepat??, yg dijawab sang Hien: tidak cepat. Menurut Hien, kesuksesan itu akarnya adalah kedisiplinan & kejujuran yang telah dijalankan bergenerasi-generasi sebelumnya. Masa kini ini, karakternya telah terbentuk sehingga sebagai terlihat cepat. Hal ini hanya dapat diajarkan waktu pendidikan itu diberikan terus menerus. Kejujuran & kedisiplinan sangat krusial buat menghindari korupsi. Hal ini jua wajib dilakukan untuk menjaga imej bangsa yang luhur.
Kelima hal tersebut merupakan prinsip hidup dan pembentukan karakter yg disampaikan turun temurun menjadi pegangan hidup Hien & famili Tionghoa lain pada Tulungagung. Merupakan asa penulis supaya kelima prinsip yg universal ini bisa diasosiasikan menggunakan kehidupan sehari-hari sebagai akibatnya menciptakan eksklusif generasi belia Indonesia yg cerdas secara intelejensi, emosi & sosial. Budaya Tionghoa ini bukanlah budaya asing, tetapi telah menjadi warisan kita & wajib jua kita lestarikan misalnya kita melestarikan budaya lokal lain pada wilayah Indonesia. Menjalankan budaya ini tentu tidaklah mudah, harus bertahap dan reformatif.
Dengan latar belakang kekayaan filosofi dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, penulis yakin bahwa prinsip di atas dapat digunakan sebagai penguat pondasi norma dan nilai yang sudah ada di Indonesia. Dengan menerapkannya, tentu generasi muda akan lebih siap menghadapi era globaliasasi yang lebih luar biasa di tahun-tahun mendatang. Kita adalah pewaris yang sah budaya Indonesia yang beragam ini, haruslah kita mengangkat kepala kita dengan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Dengan begitu kita kembalikan lagi kejayaan Indonesia yang berkarakter dan disegani dunia internasional. - Harian Sejarah
?Dedicated to the Honourable Interviewee: Mr. Tio Bo Hien
May your health be restored?
- C. Reinhart, Surabaya, 13th January 2016
Sumber :
- Tio, Bo Hien. 2014. Wawancara tentang Karakter Utama yg Membuat Sukses Warga Tionghoa Tulungagung. Bertempat pada Jalan Pahlawan, Tulungagung pada tanggal 2 Juni 2014.
5 Cara sembuhkan asam urat agar tak gampang kambuh
http://kesehatan.kontan.co.id/news/5-cara-sembuhkan-asam-urat-agar-tak-gampang-kambuh
PPKI dan Persiapan Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima, yang sedikitnya menewaskan 78.000 orang. Penjatuhan bom atom ini menunjukan tahap akhir dari perang Pasifik. Jepang kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 membentuk suatu badan baru untuk mengkukuhkan persiapan Indonesia di Jakarta, badan tersebut dikenal sebagai Dotkuritsu Zunbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI ini sendiri beranggotakan 21 orang dari pelbagai perwakilan di Indonesia. Izin pembentukan badan ini diberikan oleh Hisaichi Terauchi, seorang marsekal Jepang yang berada di Saigon.
Anggota PPKI terdiri menurut 21 Orang yg terdiri dari 12 orang Jawa, 3 irang menurut Sumatera, dua orang menurut Sulawesi, 1 orang menurut Kalimantan, 1 orang daru Nusa Tenggara, 1 orang menurut Maluku, dan 1 orang berdasarkan golongan Tionghua. Kemudian anggota kemudian ditambah kurang lebih 6 orang menurut golongan pergerakan nasional tanpa sepengetahuan Jepang.
Anggota Awal
- Sukarno, Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
- Hatta, Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
- Ir. Soekarno (Ketua)
- Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
- Prof. Mr. Dr. Soepomo (anggota)
- KRT Radjiman Wedyodiningrat (anggota)
- R. P. Soeroso (anggota)
- Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota)
- Kiai Abdoel Wachid Hasjim (anggota)
- Ki Bagus Hadikusumo (anggota)
- Otto Iskandardinata (anggota)
- Abdoel Kadir (anggota)
- Pangeran Soerjohamidjojo (anggota)
- Pangeran Poerbojo (anggota)
- Dr. Mohammad Amir (anggota)
- Mr. Abdul Maghfar (anggota)
- Teuku Mohammad Hasan
- Dr. GSSJ Ratulangi (anggota)
- Andi Pangerang (anggota)
- A.A. Hamidhan (anggota)
- I Goesti Ketoet Poedja (anggota)
- Mr. Johannes Latuharhary (anggota)
- Drs. Yap Tjwan Bing (anggota)
Anggota Tambahan
- Achmad Soebardjo (Penasihat)
- Sajoeti Melik (anggota)
- Ki Hadjar Dewantara (anggota)
- R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)
- Kasman Singodimedjo (anggota)
- Iwa Koesoemasoemantri (anggota)
Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga tokoh krusial PPKI yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat, dipanggil ke Dalat, Vietnam buat mendengarkan instruksi Jepang terhadap langkah selanjutnya menurut PPKI. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauci mengatakan bahwa pengumuman kemerdekaan Indonesia dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1945 dengan daerah yg meliputi bekas Hindia Belanda dahulu. Pada tanggal 15 Agustus 1945, jepang menyerah kepada sekutu & menyuruh jepang mempertahankan status quo. Lantaran peritiwa ini seakan-akan memupuskan asa buat memerdekakan Indonesia.
Tiga tokoh krusial PPKI yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat buat bertemu Marsekal Terauchi pada tanggal 9 Agustus 1945. Sesampainya di Dalat pada 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyampaikan kemerdekaan Indonesia bisa dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1945 menggunakan wilayah negara meliputi semua bekas Hindia Belanda. Sebelumnya dalam tanggal 8 Agustus PPKI mengadakan sidang pertama menggunakan hasil pengubahan pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam diganti sebagai Presiden merupakan orang Indonesia orisinil.
Pada lepas 16 Agustus 1945, terjadilah insiden Rengasdengklok dimana terjadinya penculikan lantaran terjadinya perbedaan pendapat antara golongan tua & muda tentang saat dan tempat buat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal ini dikarenakan berita Jepang telah menyerah tanpa kondisi pada Sekutu dalam 15 Agustus 1945 yg diketahui oleh Sjahrir.
Peristiwa penculikan yang dilakukan sang sejumlah pemuda diantaranya Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh berdasarkan serikat "Menteng 31" terhadap Soekarno & Hatta. Peristiwa ini terjadi dalam lepas 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, buat kemudian didesak supaya mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yg diwakili Soekarno & Hatta dan Mr. Achmad Subardjo dengan golongan belia mengenai kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama sesudah Jepang mengalami kekalahan pada Perang Pasifik.
Kesepakatan pun terjadi selesainya Ahmad Soebardjo menjamin proklamasi akan dilaksanakan esok hari dan kemudian para golongan tua dan belia menyusun naskah proklamasi di Rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1. Proklamasi kemerdekaan terjadi dalam lepas 17 Agustus 1945.
Sidang Pasca Proklamasi Kemerdekaan
Esoknya dalam 18 Agustus PPKI mengadakan sidang pulang.
- Sidang PPKi kemudian menghasilkan antara lain:
- Pengesahan UUD
- Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama RI
- Membentuk suatu Komite Nasional yang bertujuan untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan tugasnya.
Lalu, keesokan harinya pada tanggal 19 Agustus 1945 diadakan rapat yg membentuk suatu keputusan yaitu:
- Penetapan 12 menteri yang membantu presiden
- Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi
- Pada tanggal 22 Agustus 1945, diadakan rapat yang menghasilkan:
- Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berada di bawah wewenang KNIP.
Daftar Gubernur 8 Provinsi Awal Indonesia
- Sumatera : Teuku Mohammad Hasaan
- Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
- Jawa Tengah : R. Panji Surono
- Jawa Timur : R.M. Suryo
- Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. I. Gusti Ketut Puja
- Maluku : . J. Latuharhary
- Sulawesi : G.S.S.J. Ratulangi
- Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor
BKR kemudian pada tanggal 1 Januari 1946, diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, dan tanggal 26 Januari diubah menjadi Tentara Republik Indonesia. Untuk menyempurnakannya, maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 7 Juni 1946. Hal ini dikarenakan datangnya pasukan NICA yang diboncengi oleh AFNEI yang dinilai oleh bangsa Indonesia ingin menegakan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. -Harian Sejarah
5 Rekomendasi makanan untuk ibu menyusui, lezat dan penuh gizi
http://kesehatan.kontan.co.id/news/5-rekomendasi-makanan-untuk-ibu-menyusui-lezat-dan-penuh-gizi