Sinopsis :
" Seorang pemuda usia 21 tahun yg gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yg melenceng ke arah sesat, Syirik & Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia memperlihatkan arah kiblat pada Masjid Besar Kauman yg selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah pada Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak belia yang 5 tahun menimba ilmu pada Kota Mekah, dipercaya membangkang anggaran yang telah berjalan selama berabad-abad lampau.
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali konvoi dengan mengganti arah kiblat yg salah . Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan genre sesat, menghasut dan Mengganggu kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan menciptakan para kyai naik darah. Langgar kidul pada samping rumahnya, loka dia salat berjemaah & mengajar mengaji, bahkan sempat musnah diamuk massa karena dianggap menyebarkan genre sesat . Ahmad Dahlan juga di tuduh menjadi kyai Kafir lantaran membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi misalnya sekolah terbaru Belanda, dan mengajar agama Islam diKweekschool atau sekolah para bangsawan pada Jetis, Yogyakarta.
Ahmad Dahlan jua dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa pada Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan 5 siswa murid setianya : Sudja (Giring Ganesha), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adhiswara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membangun organisasi Muhammadiyah menggunakan tujuan mendidik umat Islam supaya berpikiran maju sinkron menggunakan perkembangan zaman."