Cari cara mengatasi bibir kering?
Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk
pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis
Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Wednesday, December 9, 2020
Direktur Saraswanti Anugerah (SAMF) manfaatkan teknologi untuk cegah penularan corona
Perkembangan Islam di Indonesia: Antara Negara dan Reformasi
Foto: idntimes.Com
Harian Sejarah - Perkembangan Islam di Indonesia dapat kita secara menyeluruh dalam sejarah nasional Indonesia. Islam datang ke Nusantara dibawa oleh pedagang-pedagang Muslim dari Gujarat, Arab, Persia, dan Cina serta melakukan infilitrasi sejak abad ke-7-15 M dan terus berkembang serta eksis di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa sejak abad ke-17 M. Masuknya Islam di Nusantara yang menjadi cikal bakal Indonesia saat ini melalui beberapa saluran seperti perdagangan, perkawinan, tasawuf, dan bahkan dalam perkembangannya Islam di Indonesia memperluas hegemoninya melalui peperangan guna memperluas kekuasaan politik kerajaan-kerajaan Islam.
Ekspansi lalu dilakukan pada kerajaan Islam lainnya atau kepada kerajaan Hindu atau Buddha yang tersisa di Nusantara, seperti Kesultanan Banten yg meruntuhkan residu-sisa Kerajaan Padjajaran atau Kesultanan Demak yg mengekspansi Kerajaan Majapahit. Islam jua tumbuh selaras dengan kebudayaan pada Indonesia, selama melakukan infilitrasi pada Nusantara. Infiltrasi dilakukan menggunakan memakai gugusan budaya, tidak sama dengan Islamisasi di wilayah Timur Tengah yang cenderung menggerus kebudayaan lama .
Islam pada Indonesia membarui kebudayaan yang ada agar selaras dengan nilai-nilai Islam, Sunan Bonang dan Kalijaga menggunakan wayang menjadi media penyebaran dakwah Islam buat menarik simpati rakyat Jawa dalam ketika itu. Penyebaran Islam dilakukan dengan nir mengubah dominan nilai yg ada di rakyat, para pendakwah misalnya Wali Songo melakukan penyebaran Islam pada warga seolah-olah Islam merupakan bagian dari masyarakat Jawa.
Di era Indonesia Modern, Islam tumbuh & berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, selain menjadi kepercayaan terbesar yang dianut sang sebagian akbar masyarakat Indonesia, Islam jua menjadi bagian dari bukti diri politik & perjuangan. Selain menjadi bukti diri politik, Islam pun khususnya di Jawa terbagi sebagai beberapa golongan kelas sosial, dari Clifford Geertz pada Agama Jawa: abangan, santri, priyayi pada kebudayaan Jawa, membicarakan mengenai adanya trikotom gerombolan -grup Islam pada Jawa yang terbagi atas abangan, santri & priyayi. Pengelompokan ini ternyata telah menghipnotis poly orang pada melakukan analisis baik mengenai hubungan antara agama dan budaya, ataupun interaksi antara kepercayaan & politik.
Orang abangan berangapan bahwa pengamalan ajaran Islam berintikan menjadi ajaran humanisme yg serius pada bagaimana menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara parsial. Orang abangan nir menjalankan ajaran Islam dengan sepenuhnya, semisalnya dalam sudut peribadatan, hal ini dikarenakan masih tercampurnya ajaran Islam menggunakan kebudayaan Hindu-Buddha yg inheren pada kebudayaan warga Jawa, orang abangan ini yang dikenal menjalankan ajaran Islam Kejawen.
Ajaran Islam Kejawen ini salah satunya begitu inheren pada kehidupan Islam pada Keraton Yogyakarta dan Surakarta yang menjalankan ajaran Islam, tetapi masih mempercayai mitologi jawa kuno misalnya, bahwa ?Seseorang raja berkerabat menggunakan Nyi Roro Kidul.? Berbeda menggunakan abangan, santri & priyayi adalah gerombolan Islam yang menjalankan kepercayaan sebagai bagian menurut kehidupan, gerombolan santri akan tumbuh disekolah-sekolah kepercayaan yg diklaim ?Pesantren? Dan cenderung konservatif, sedangkan golongan priyayi adalah kelompok Islam yg asal berdasarkan golongan bangsawan yang pada era Pemerintahan Hindia Belanda menerima pendidikan barat & cenderung berpandangan reformis dan moderat dalam menjalankan kehidupan beragama. Tetapi meski demikian.
Golongan santri menyebut bahwa orang-orang barat sebagai orang kafir yang ingin melakukan kristenisasi terhadap abangan dan berusaha untuk melakukan pencegahan, meskipun disisi lain abangan mendapatkan sentimentasi sebagai orang-orang musyrik dari grup santri. Hingga pada akhirnya antara santri, abangan, & priyayi menyatukan kekuatan buat melakukan perlawanan terhadap kolonialisme yg dilakukan oleh bangsa barat, terlepas berdasarkan kepercayaan persatuan tadi lebih dapat dipandang menjadi semangat nasionalisme membebaskan tanah Jawa berdasarkan monopolisme dan kolonialisme terhadap perekonomian dan politik.
Hal ini hampir dapat dikatakan mirip seperti perlawanan kaum paderi dan kaum istiadat yang sebelumnya terlibat pertarungan atas pandangan kepercayaan namun akhirnya menyatukan kekuatan buat melawan Belanda yg berusaha melakukan politik devide et impera & pax netherlandica terhadap Minangkabau.
Pada abad ke 20, perlawanan bangsa Indonesia nir hanya dalam bentuk perlawanan militer & politik, namun meluas ke dalam hampir seluruh bidang kehidupan misalnya politik, ekonomi & sosial. Pada masa ini timbul sejumlah organisasi Islam moderen yang menerapkan prinsip pengetahuan rasional dan memanfaatkan perkembangan teknologi.
K.H Abdul Wahid Hasyim
Jika pada masa sebelumnya banyak digunakan jimat-jimat kekebalan untuk melawan Belanda, ad interim teknologi dipercaya menjadi produk kafir yg wajib dihindari; maka pada abad ke 20 metode atau cara-cara Barat yg nir bertentangan dengan Syariat Islam poly dimanfaatkan. Salah satunya pengenaan celana dan jas yang pada kurun waktu 1900-1945 dipercaya sebagai simbol menurut kafir barat, namun akhirnya banyak dipakai oleh orang-orang Islam yang menganggap sebagai keterbukaan Islam dalam mendapat kebudayaan, keliru satu pelopor penggunaan jas dan celana dalam masa konvoi nasional adalah K.H Wahid Hasyim yang merupakan anak menurut pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H Hasyim Ashari.
Organisasi-organisasi Islam pada kurun saat 1900-1945 jua mempengaruhi khasanah perkembangan Islam di Indonesia. Dimulai menurut organisasi Islam yang bersifat politik misalnya Sarekat Islam, Masyumi, Partai Nahdlatul Ulama (NU) & organisasi Islam yang mengedepankan pendidikan menjadi persiapan mempersiapkan kemerdekaan seperti Muhammadiyah.
Pada dasa warsa 1950-an masih ada tokoh-tokoh Islam yang terlibat eksklusif dalam pemerintahan Republik Indonesia yg pada era tersebut memberlakukan demokrasi Liberal. Natsir yg adalah petinggi Masyumi mengawali kabinet Demokrasi Liberal menjadi Perdana Menteri menurut 6 September 1950 - 21 Maret 1951 & berperang dengan mengeluarkan "mosi integral" yg merupakan sebuah hasil keputusan parlemen tentang bersatunya kembalinya sistem pemerintahan Indonesia pada sebuah kesatuan. Syafrudin Prawiranegara, seorang tokoh Masyumi lainnya, berperan pada mengatasi problem moneter Indonesia pasca revolusi dengan kebijakan "Gunting Syafrudin." Burhanudin Harahap berperan meletakkan dasar-dasar pemilu yg demokratis yang menjadi acuan dilaksanakannya pemilu tahun 1955.
Islam Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Pada tahun 1971, tepatnya setelah pemilu tahun 1971. Pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan fusi partai politik buat menyederhanakan peta perpolitikan di Indonesia. Partai-partai yang di gabugan berkelompok sebagai tiga grup yg terdiri dari golongan nasionalis & golongan Islam, dan satu golongan karya. Partai-partai yg dilakukan fusi ini berkembang dari program kerja dan berusaha buat diarahkan nir terbawa sang ideologi partai.
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam.)
- Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis.
- Golongan Karya (Golkar).
Hal ini menyebabkan pergeseran politik partai Islam yg cenderung buat berpolitik menurut perebutan kekuasaan pada legislatif.
Selain melakukan gabugan yang meleburkan kekuatan-kekuatan politik partai-partai, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan pemeurnian ajaran Pancasila & pemberlakuan harapan tunggal Pancasila yang mengakibatkan semua kekuatan partai politik haruslah berdasarkan ideologi Pancasila pada berpolitik & menjalankan pendidikan politik pada kader dan warga , memang Pancasila tidak bertentangan dengan Ideologi Islam.
Ketetapan ini tercantum pada UU No. 3 tahun 1985 tentang ditetapkannya Pancasila sebagai asas Partai Politik. Tidak lama setelah dikeluarkannya UU No. 3 tahun 1985, Orde Baru kembali mengeluarkan kebijakan mengenai Pancasila sebagai asas tunggal untuk organisasi-organisasi kemasyarakatan melalui UU No. 8 tahun 1985. Organisasi masyarakat diberi waktu dua tahun untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas.
Mengenai asa tunggal Pancasila, tidak poly dari golongan Islam memprotes terhadap kebijakan ini, salah satu organisasi Islam terbesar pada Indonesia seperti Nahdlatul Ulama yg menyatakan Ideologi Pancasia adalah bagian yang nir terpisahkan dari bangsa Indonesia. Hal ini sinkron dengan ketetapan Muktamar NU 1984 yg menyatakan bahwa Pancasila dan NKRI Sudah Final karena sinkron menggunakan nilai-nilai Islam.
Pada masa Reformasi yg mengakhiri kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998. Ketetapan tentang harapan tunggal Pancasila dicabut. Hal ini menyebabkan seluruh kekuatan politik Islam dapat mengekspresikan Ideologi Islam & genre-genre lainnya selama tidak bertentangan menggunakan Ideologi Pancasila menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kebebasan berpolitik yang terjadi pada masa Reformasi, membuat bebas masuknya ideologi-ideologi dari luar, termasuk ideologi Islam yg mempunyai genre-aliran yang sudah berkembang pada luar negeri.
Pada masa reformasi pula Ideologi yang bersifat fundamentalis dan ortodok dan ideologi yang bersifat ekstrimis menampakan diri pada perpolitikan yang dilakukan oleh golongan Islam, hal ini karena NU dan Muhammadiyah nir lagi menjadi dwi-tunggal yang mengundang perhatian poly pengamat asing. Selain NU & Muhammadiyah, realitasnya, terdapat banyak organisasi massa Islam di Indonesia, misalnya Persis atau Perti, namun memang nir sebanyak 2 organisasi sebelumnya.
Salah satunya ada organisasi Front Pembela Islam yg dikenal relatif ortodok yg bertujuan buat mendirikan Negara Indonesia berlandaskan syariat Islam. Dan ada organisasi-organisasi Islam yg lainnya yg tergabung pada organisasi masyarakat (ORMAS). Meskipun hanya berupa ORMAS, hal ini lah yang cenderung bisa merubah konstelasi politik hinga ke lapisan bawah warga tentang perpolitikan Islam & seluruh aspek kehidupan umat Islam Indonesia.
Partai-partai Islam pun kembali bermunculan, antara lain merupakan PPP, PBB, Partai Keadilan, Partai Persatuan, Masyumi, Partai Kebangkitan Umat (PKU), Partai Abud Yatama (PAY), PSII-1905, PNU dan Partai Cinta Damai (PCD), dan PKB, PAN, Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia (SUNI). Partai Politik Islam ini berusahan buat merebut kekuasaan politik pada DPR dan MPR, bahkan berkoalisi baik dengan partai Islam ataupun nasionalis buat merebut kursi Lembaga Kepresidenan.
Meskipun partai-partai Islam ini nir meraih suara terbesar, namun koalisi mereka sebagai Poros Tengah yang dapat menghalangi tampilnya aliran dan kelompok Politikus nasionalis dan koalisinya serta memunculkan beberapa tokoh primer dalam posisi-posisi strategis pada forum eksekutif dan legistatif. Seperti Amin Rais menjadi ketua DPR-RI berdasarkan PAN & Gus Dur sebagai Presiden berdasarkan PKB yang adalah partai bentukan NU. Terorisme pula sebagai bagian yang mewarnai sejarah pada masa ini Indonesia selama masa reformasi.
Aksi-aksi terorisme ini melekat menggunakan kehidupan umat Islam di Indonesia lantaran pelaku-pelaku tindak terorisme yg berlaku menjadi oknum membawa Ideologi-ideologi kekerasan yang mereka klaim berlandaskan ideologi Islam. Ideologi-ideologi inilah yg disinyalir masuk ke Indonesia dari negara-negara Timur Tengah yang mengalami pertarungan berkepanjangan. Peristiwa-perista tindak terorisme yg membawa Islam menjadi landasan tindakannya membuat galau kehidupan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Islam di Indonesia yang dikenal menjadi Islam yang reformis & moderat tercoreng dengan tindakan-tindakan terorisme yg mengatasnamakan umat Islam Indonesia.
Peristiwa Bom Bali 1 (2002), Bom Hotel JW Marriott (2003), Bom Kedubes Australia (2004), Bom Bali 2 (2005), Bom Hotel JW Mariott & Ritz-Carlton (2009), Bom Mapolresta Cirebon (2011), dan Bom Plaza Sarinah (2016), serta Bom Thamrin (2016) sebagai bukti bahwa kehidupan Islam Indonesia yang moderat tengah dirusak oleh Ideolog-Ideologi luar yg ingin mengarahkan Indonesia terlibat perseteruan Arab Spring yang tengah terjadi di negara-negara Teluk.
Namun sepertinya apa yang kita lihat bahwa perkembangan Ideologi semacam ini memang tidak berkembang pesat sang lantaran Ideologi Islam Indonesia yang cenderung mengedepankan sifat moderat, luhur, & reformis sehingga nir terjerumus terhadap ideologi-ideologi simpel yang membawa Islam menjadi tujuan perjuangannya seperti, Wahabi & Khawarij.
Meskipun demikian, kita tidak dapat membiarkan perkembangana ideologi semacam ini berkembang. Hal ini wajib kita lakukan melihat perkembangan ideologi tersebut yg tengah melakukan kaderisasi terhadap pemuda-pemuda Indonesia yg secara usia gampang buat dilakukan dogmatisasi. Dogmatisasi ini umumnya dilakukan pada pengkaderan-pengkaderan yg dilakukan dalam organisasi-organisasi Islam tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA, hingga Perguruan Tinggi (PT).
Daftar Pustaka
- Geertz Clifford. 2013. Agama Jawa : Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa. Depok, Indonesia: Komunitas Bambu
- Kartodirdjo Sartono. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900. Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka Utama
- Ricklefs M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada University Press
- Mujilan, Kaelany. 2016. Materi Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam. Depok, Indonesia: Gadjah Mada University Press
- Tjandrasasmita Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta, Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
- Tim Tempo. 2016. Seri Tempo Tokoh Islam Awal Kemerdekaan: Wahid Hasyim. Jakarta, Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
- Poesponegoro Djoened Marwati, Notosusanto Nugroho, dkk, dkk. 2008. Sejarah Nasional Indonesia II (Edisi Pemutkhiran). Jakarta, Indonesia: Balai Pustaka
- Poesponegoro Djoened Marwati, Notosusanto Nugroho, dkk. 2008. Nasional Indonesia III (Edisi Pemutkhiran). Jakarta, Indonesia: Balai Pustaka
- Frederick H. William dan Soeroto Soeri. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Indonesia: LP3ES
Obat kumur dengan CPC disebut bisa cegah penularan Covid-19, apa itu?
Kenapa ibu hamil disarankan olahraga jalan kaki? Ini alasannya
http://kesehatan.kontan.co.id/news/kenapa-ibu-hamil-disarankan-olahraga-jalan-kaki-ini-alasannya
Kontestan Indonesian Idol meninggal, ini gejala pembengkakan jantung di usia muda
Film Janur Kuning : Serangan Umum 1 Maret 1949 (1979)
Sinopsis:
Film Janur Kuning di buat untuk mengenang mereka yang telah tiada semasa perjuangan merebut kembali kemerdekaan Republik Indonesia. Film Perjuangan yang saat ini sudah sangat susah sekali untuk di temui di TV.
Jenderal Sudirman (Deddy Soetomo) meski dalam kondisi sakit dan ditandu namun ia masih memimpin perang gerilya. Jenderal Sudirman meragukan perjalanannya ke Jogya karena kuatir perjanjian Roem Royen akan sama dengan perjanjian-perjanjian sebelumnya. Namun Letnan Suharto(Kaharuddin Syah) meyakinkan Jenderal Sudirman untuk memasuki kota Jogya karena Belanda telah kalah perang. Apalagi Presiden dan wakil presiden telah kembali ke Jogya hanya tinggal TNI yang belum kembali ke Jogya. Kalau Jenderal Sudirman menolak kembali Ke Jogya maka pemerintahan akan timpang dan tidak berjalan. Akhirnya Jenderal Sudirman luluh dan mau dibawa ke Jogya dengan ditandu.
Dalam upacara ketika memeriksa barisan prajurit TNI, Jenderal Sudirman menghampiri seorang prajurit gagah berani benama Komarudin. Komarudin meminta maaf pada Jenderal Sudirman karena ia pernah melakukan kesalahan dalam menghitung hari, namun sebagai seorang prajurit yang gagah berani, ia dianggap tidak bersalah oleh Jenderal Sudirman. Dalam pidatonya Jenderal sudirman menekankan kalau kita adalah cinta damai namun lebih cinta Kemerdekaan dari Belanda yang telah membuat persatuan dan kesatuan Indonesia bercerai berai. Dalam kondisi sakit Jenderal Sudirman tidak bisa tenang, ia tidak habis piker kenapa Belanda membatalkan perjanjian Renville. Sementara Jenderal Sudirman kalau boleh memilih ia akan mati di medan perang di bandingkan ia harus mati di tempat tidur.
****
Di kediamannya Istri Suharto, Siti Hartinah yang sedang hamil tua memiliki perasaan yang tidak enak. Ia menanyakan apakah latihan perangnya jadi atau tidak. Namun Suharto meyakinkan kalau perasaan itu adalah bawaan bayi.
Sementara itu rakyat Jogya di kejutkan dengan suara raungan kapal terbang di atas langit Jogya. Termasuk juga dengan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Suharto yang di buat kaget. Pada awalnya penduduk mengira kalau itu adalah latihan perang, namun Suharto segera tanggap dan meminta istrinya untuk menyiapkan perlengkapan. Suharto segera mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya ia mengambil kesimpulan kalau Belanda ingin merebut lapangan terbang Maguwo.
Suharto memerintahkan untuk menyiarkan melalui RRI Jogya dengan poin-poin sebagai berikut : Kita telah di serang, Pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda menyerang Kota Jogyakarta dan lapangan terbang Maguwo(lebih di kenal dengan Agresi Militer Belanda 2), Angkatan Perang Belanda telah membatalkan persetujuan gencatan senjata dan terakhir Semua angkatan perang menjalankan rencana yang telah diadakan u ntuk menghadapi serangan Belanda. Suharto pun berharap agar Pasukan Siliwangi turut berjuang untuk mempertahankan ibukota Republik Indonesia ini. (Jogya kala itu, skg Ibukota Indonesia adalah Jakarta). Namun sayang sekali Pasukan Siliwangi telah ditarik kembali ke Jawa Barat.
Akhirnya terjawab sudah oleh Suharto, perasaan tidak enak yang di alami oleh istrinya adalah karena Ibukota akan di serang. Akhirnya Istri Suharto disuruh untuk mengungsi, sementara itu Jenderal Sudirman disinyalir sudah keluar dari istana Jogyakarta. Sedangkan Suharto menyuruh anak buahnya untuk membakar markas setelah dokumen-dokumen penting telah ia singkirkan.
Baku tembak antara pasukan TNI dengan Belanda pun terjadi. Belanda bergerak memasuki ibukota. Demi perjuangan, maka Jenderal Sudirman untuk sementara waktu di suruh menyingkir dari Jogya. Sedangkan Suharto mencoba memberi perlawanan terhadap Belanda. Jenderal Sudirman tidak mengira kalau Belanda menyerang Belanda dari Maguwo. AKhirnya demi perjuangan, Jenderal Sudirman pun menyingkir dari Jogya. Rakyat pun di buat kalang kabut akibat pendudukan Belanda di Ibukota Jogyakarta. Sementara dari pihak Indonesia jatuh banyak korban dari para pejuang. Pos Pertolongan pun terpaksa di didirikan di pinggiran kota karena kuatir Belanda akan segera memasuki kota. Yang menonjol, Di Indonesia memiliki prajurit yang gagah berani bernama Komarudin. Ia menantang Belanda dengan dadanya.
Belanda berhasil menduduki kota Jogya. Untuk mengamankan jika terjadi keadaan yang darurat, Presiden Sukarno kekuasaan kepada menteri kemakmuran untuk membentuk pemerintahan di Sumatera Barat jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat di Ibukota, maka pemerintahan akan di pindahkan ke Sumatera Barat. Akibat pendudukan Belanda, rakyat menjadi susah dibuatnya, orang-orang yang dicurigai sebagai TNI di tangkap. Sedangkan Suharto dan anak buahnya terus melanjutkan perang gerilya. Dengan menyamar sebagai petani Suharto dan anak buahnya dengan berjalan kaki menyingkir dari kota Jogya melalui hutan-hutan sambil memberikan perintah setiap singgah di komandan perang di sector yang di lewati. Suharto juga menyiapkan strategi untuk membuat serangan balasan terhadap Belanda.
Pasukan Belanda semakin bertindak sewenang-wenang terhadap warga pribumi yang tidak tahu apa-apa. Yang dianggap ekstrimis ditangkap. Dalam pelariannya pasukan yang di pimpin Suharto berhadapan dengan prajurit Belanda. Dalam baku tembak yang terjadi dengan Belanda, Suharto di isukan mati tertembak. Hingga membuat kemarahan prajuritnya. Namun isu tersebut tidak berlangsung lama, karena Suharto akhirnya muncul ditengah-tengah mereka.
Sementara itu Belanda terus berusaha memecah belah penduduk dengan membuat kekacauan. Belanda dibantu oleh pengkhianat-pengkhianat bangsa melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat. Rakyat yang sudah menderita dari kekejaman Belanda, namun masih ditambah menderita dengan ulah para pengkhianat bangsa. Sementara itu SUharto menyiapkan Serangan balasan kepada pihak Belanda. Untuk menandai serangan yang kedua, maka tanda yang akan di gunakan adalah Janur Kuning.
*******
Suharto menerima surat dari Istrinya yang mengabarkan bahwa ia akan segera melahirkan. Disaat demikian sebenarnya ia ingin di temani oleh suaminya, Suharto, namun mengingat tugas Suharto yang berat maka ia pun mengerti dan mendukung perjuangan Suharto.
Untuk menyusun strategi penyerangan, Suharto mengkoordinasikan rencana penyerangan secara matang. Rencana penyerangan akan di lakukan pada 1 Maret 1949. untuk menyemangati perjuangan rakyat, Suharto memberikan keyakinan kalau Indonesia masih mampu. Suharto ingin menunjukkan pada dunia kalau Indonesia masih memiliki angkatan perang yang tangguh. Untuk memberi tanda pada serangan nanti, maka Suharto menyuruh untuk memakai tanda Janur kuning yang di kalungkan. Dengan di Bantu oleh elemen masyarakat dan TNI yang bersatu , maka Serangan umum 1 Maret 1949 pun terjadi. Indonesia memiliki seorang pejuang yang gagah berani dan tidak takut mati seperti Komarudin. Meski seringkali bertindak di luar kendali namun keberanian yang ditunjukkan untuk membela Indonesia membuat prajurit yang lain ikut bersemangat.
Pertempuran sengit pun terjadi. Pasukan belanda yang di pimpin oleh Kolonel Van Langen Kocar Kacir. Pasukan Indonesia terus maju dan memukul jantung pertahanan Belanda. Akhirnya pertempuran selama 6 Jam di Jogya membuahkan hasil bagi Indonesia. Jogya kembali di kuasai oleh RI.
Tuesday, December 8, 2020
Perang Irak-Iran (1980-1988), Kekhawatiran Pasca Revolusi Iran
Prajurit Iran dengan masker gas di medan pertempuran. Foto: Wikipedia
Harian Sejarah -Perang Iran-Irak (1980-1988), merupakan konflik militer yang berkepanjangan antara Iran dan Irak pada 1980-an. Perang dilakukan secara terbuka pada 22 September 1980, ketika pasukan bersenjata Irak menginvasi Iran bagian barat di sepanjang. Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran.
Irak mengklaim bahwa perang telah dimulai awal bulan itu, pada tanggal 4 September. Pertempuran itu berakhir pada 1988 menggunakan gencatan senjata, meskipun dimulainya kembali interaksi diplomatik dengan normal antar ke 2 negara, akan namun penarikan pasukan tidak terjadi sampai penandatanganan perjanjian perdamaian secara resmi dalam 16 Agustus 1990.
Sengketa wilayah menjadi galat satu yang melatarbelakangi perang ini. Irak ingin menguasai wilayah perbatasan yg merupakan pembuat minyak Iran di Khuzestan, daerah yg dihuni sebagian besar sang etnis Arab pada mana Irak berusaha buat memperluas bentuk kedaulatan wilayahnya.
Presiden Irak, Saddam Hussein ingin menegaskan kembali kedaulatan negaranya atas Shatt al-'Arab, yang berada di tepi sungai yang dibentuk oleh pertemuan Sungai Tigris dan Efrat. Secara historis wilayah tersebut merupakan perbatasan antara kedua negara.
Peta Peperangan Irak-Iran |
Walaupun perang Iran-Irak yang dimulai dari tahun 1980-1988 merupakan perang yang terjadi di wilayah Teluk Persia, akar dari masalah ini sebenarnya sudah dimulai sejak lebih dari berabad-abad silam. Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia (terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini merupakan negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern.
Pasukan Irak dalam pertempuran. Foto: weaponsandwarfare.com |
Saddam jua prihatin atas upaya pemerintah revolusioner Islam Iran buat menghasut pemberontakan pada antara secara umum dikuasai Syiah Irak buat memberontak terhadap pemerintahannya. Irak mengambil keuntungan menurut perselisihan Iran & Amerika Serikat yg didahului oleh penyitaan aset Kedutaan AS pada Taheran oleh agresif Iran serta demoralisasi dan pembubaran pasukan regular Iran yg seluruh merupakan buntut berdasarkan Politik Isolasi yang dilakukan oleh pemerintahan baru Iran.
Pada bulan September 1980 tentara Irak berkiprah maju ke depan menuju Khuzestan, konvoi pasukan Irakn menciptakan Iran terkejut.
Pasukan Irak kemudian menguasai Kota Khorramshahr tetapi gagal untuk menguasai pusat penyulingan minyak dari Abadan, dan pada bulan Desember 1980 gerak maju pasukan Irak mengalami perlambatan sekitar 50-75 mil (80-120 km) dari Iran setelah mendapatkan perlawanan Iran yang tak terduga sepanjang perjalanan.
Pasukan Revolusi Islam Iran. Foto: BBC Fars |
Iran kemudian melakukan serangan kembali menggunakan mengerahkan milisi revolusioner yang memperkuat angkatan perang Iran. Serangan balasan ini membuat Irak buat melepaskan beberapa wilayah yg sebelumnya dikuasai dalam tahun 1981. Iran mendorong mundur pasukan Irak yang melintasi Sungai Karun dan lalu merebut kembali Kota Khorramshahr pada tahun 1982.
Pada tahun berikutnya Irak secara sedikit demi sedikit menarik pasukannya menurut seluruh wilayah pengepungan Iran. Kesepakatan perdamaian lalu terjadi antara ke 2 belah negara dengan dilakukannya penukaran tawanan perang. Meskipun perdamaian sempat terjadi, Iran dibawah kepemimpinan Ruhullah Khomeini melahirkan permusuhan yg bertenaga terhadap pemimpin Irak, Saddam Husein.
Peperangan terus dilakukan sang Iran buat menggulingkan pemerintahan Saddam Husein. Meskipun demikian, pertahanan yg kuat menurut pasukan Irak menciptakan pertempuran yg dilangsungkan sang Iran cenderung tidak aktif yang hanya bergejolak pada depan perbatasan masing-masing tanpa kemajuan berarti.
Serangan Iran
Tentara anak-anak Iran yang terlibar dalam Perang Irak-Iran. Foto: Sajed.ir |
Iran kerap kali melancarkan serangan infanteri. Iran lalu menggunakan gelombang agresi insan yg terdiri menurut pasukan bersenjatan & anak-anak belia yang diberikan wajib militer. Fokus penyerangan Iran dilakukan menyasar militer Irak. Kedua negara tadi kemudian terlibat pada beberapa serangan udara & rudal jarang yang menyasar Ibukota masing-masing, pangkalan militer dan instalasi minyak. Pengiriman minyak menggunakan tanker tak luput dari serangan pada Teluk Persia.
Kapasitas pengekspor minyak ke 2 negara itu sangat berkurang di aneka macam kali karena agresi udara & shutoffs pipa, dan pengurangan konsekuen dalam pendapatan pendapatan & mata uang asing mereka membawa program ekonomi-pembangunan negara-negara 'buat berhenti dekat.
Kegiatan ekspor minyak Iran & Iran merosot tajam sepanjang peperangan yang terjadi. Serangan yg menyasar pipa-pipa, kilang minyak, & pengangkutan minyak yg dilakuakn ke 2 negara membawa Irak & Iran pada keadaan ekonomi yg merosot tajam dan mengancam pembangunan nasional.
Pendanaan Perang
Tank T-62 Uni Soviet yang digunakan Irak dalam pertempuran di Provinsi Khuzestan. Foto: Flickr/Hamed Sabe |
Peperangan yg terjadi antara Irak & Iran mendapatkan sokongan menurut negara-negara lain. Negara-negara seperti Arab Saudi dan Kuwait membiayai peperangan yang terjadi, serta secara diam-membisu Amerika Serikat & Uni Soviet terlibat pada penadanaan perang dibalik Irak. Irak menerima beberapa senjata baru menurut Uni Soviet. Irak memperoleh tank T-55 & T-62, pelucur roket BM-21 (Organ Stalin), & helikopter tempur Mi-24. Iran pada melakukan peperangan disokong dana sang sekutu utamanya, Suriah & Libya.
Irak sepanjangan pertengahan tahun 1980-an menyerukan perdamaian, tetapi reputasi Irak pada dunia Internasional terlanjur rusak sehabis ditemukannya laporan penggunaan senjata kimia yg digunakan dalam peperangan Irak-Iran. Penggunaan senjata kimia pula dilakukan terhadap suku kurdi di Irak yg bersimpati terhadap Iran. Tercatata kurang lebih 5000 rakyat kurdi mangkat dalam satu serangan yg dilakukan pada sekitar desa Kurdia, Halabjah pada bulan Maret 1988.
Iran lalu terpaksa mendapat mediasi yang diajukan PBB setelahh perekonomian negaranya terus memburuk setalah sebelumnya menolak melakukan genjatan senjata.
Korban Perang Irak-Iran
Jumlah korban pada kedua sisi tidak kentara; namun yang bisa diketahui bahwa terjadi pengerahan secara besar terhadap laki-laki yang berusia cukup buat menjalani wajib militer. Perkiraan jumlah korban berkisar dari 1.000.000. Jumlah mangkat pada ke 2 belah pihak itu mungkin 500.000, dengan Iran menderita kerugian terbesar. Diperkirakan bahwa antara 50.000 dan 100.000 orang Kurdi terbunuh oleh pasukan Irak selama rangkaian kampanye militer yang diberi nama kode Anfal ("rampasandanquot;) yang berlangsung pada tahun 1988.
Pada bulan Agustus 1990, sementara Irak untuk menginvasi Kuwait. Iran dan Iran kemudian memulihkan hubungan diplomatiknya. Irak menyetujui persyaratan Iran untuk penyelesaian perang: penarikan pasukan Irak dari wilayah Iran yang diduduki, pembagian kedaulatan atas selat Shatt al-'Arab, dan pertukaran tawanan perang.
Tawanan Perang Irak. Foto: Britannica |
Pertukaran tawanan terakhir antara ke 2 negara ini terjadi dalam tahun 2003. Perang ini pula mempunyai kemiripan misalnya Perang Dunia I. Taktik yg digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, agresi dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang agresi manusia.
Penggunaan senjata kimia (misalnya gas mustard) secara besar -besaran dilakukan oleh tentara Irak buat membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, misalnya yang dialami pula oleh rakyat suku Kurdi pada utara Irak.