Rokok Bal Tiga. Foto: gambarrokok.Com |
Mungkin dari kita beranggapan bahwasannya pada era kolonial Pribumi adalah golongan yang tertindas dan tidak ada yang menjadi pengusaha besar. Pikiran itu datang karena kita beranggapan kolonialisme Belanda bersifat kejam dan menghisap habis-habisan Rakyat Indonesia. Kolonialisme Belanda terutama pada awal abad ke-20 melahirkan pula golongan borjuasi dikalangan struktur masyarakat pribumi pada waktu itu, jadi tidak semua masyarakat pribumi menjadi golongan tertindas pada waktu itu. Kelas Borjuasi ini terdiri dari para cendekiawan dan para pengusaha.
Tentunya kelas Cendekiawan lebih banyak pada waktu itu dibandingkan para pengusaha. Mereka cendekiawan banyak bekerja pada pemerintah Hindia Belanda, berbeda dengan pengusaha memanfaatkan kesempatan yang ada pada waktu itu. Salah satu pengusaha besar yang terkenal dari kalangan pribumi adalah Nitisemito dimana ia dijuluki sebagai Raja Kretek.
Nitisemito. Foto: Foto: bisnis.com |
Nitisemito, anak bungsu dari seorang lurah di daerah Kudus, Jawa Timur, ia tidak mengkuti jejak sang Ayah sebagai PNS atau pada masa itu disebut ambtenaar. Ia lebih memilih menjadi seorang pengusaha dibidang tekstil yang merupakan usaha pertamanya. Ia bergonta ganti usaha dalam perjalanannya sebagai pedangang dan kerap kali menemukan kegagalan. Pada saat ia kusir dokar, ia juga berjualan tembakau. disinilah cikal bakal ia merintis usaha rokoknya.
Dia menikahi seorang penjual rokok kretek bernama Nasilah, yang sebelumnya merupakan penjual rokok kretek. Bersama istrinya itulah ia mengembangkan usaha tersebut. Merek dagang rokok kretek yang dijual oleh Nitisemito adalah Bal Tiga.
Nitisemito mengiklankan rokoknya ke banyak sekali media yg terdapat dalam saat itu, bahkan beliau menyewa pesawat foker buat membuatkan pamflet produk rokoknya tadi. Ia juga menyelenggarakan penjualan berhadian bagi para pembeli roko Bal Tiga. Kemasan rokok itu pada jumlah tertentu dapat ditukar dengan pelbagai macam bantuan gratis, mulai piring, jam dinding, sampai sepeda.
Upaya Promosi Rokok. Foto: U/N (?) |
Kekayaannya melimpah membuat ia sanggup dibilang adalah seseorang taipan Jawa dalam saat itu, Rockfallernya tanah Jawa. Amat disayangkan kerajaan bisnis yg ia bangun runtuh. Keruntuhanan syahdan diakibatkan sang konflik internal dalam keluarga seputar warisan, ada pula yg mengungkapkan perusahaan rokok ini terlibat skandal pajak yg akbar. Salah satu warisan kejayaan yang tersisa berdasarkan seorang Nitisemito merupakan Rumah Kembar yg berada di Kudus, Hingga waktu ini wilayah kudus merupakan daerah yang terkenal akan industri rokoknya.
Pabrik Rokok Nitisemito. Foto: radiosuarakudus.com |
- 2005. Jejak Ekonomi Indonesia. Gatra Edisi Khusus Kemerdekaan
- Kisah Nitisemito, Pengusaha Rokok Pertama dan Terkaya. Viva.co.id