http://kesehatan.kontan.co.id/news/jaga-kondisi-dengan-mewaspadai-penyebab-dan-gejala-maag-ini
Cari cara mengatasi bibir kering?
Home » » Cari cara mengatasi bibir kering? Pakai pelembab bibir dari bahan alami ini, yuk
pengalaman Memutihkan Ketiak Dengan jeruk nipis
Tips 3 Menit Putihkan Ketiak dan Selangkangan
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Thursday, February 18, 2021
Jaga kondisi dengan mewaspadai penyebab dan gejala maag ini
Wajib coba, ini sayur dan buah yang bagus untuk bayi
http://kesehatan.kontan.co.id/news/wajib-coba-ini-sayur-dan-buah-yang-bagus-untuk-bayi
4 Rekomendasi obat mata merah, efektif dan mudah didapat
http://kesehatan.kontan.co.id/news/4-rekomendasi-obat-mata-merah-efektif-dan-mudah-didapat
Alergi dingin, ini gejala dan pencegahan yang perlu Anda tahu
http://kesehatan.kontan.co.id/news/alergi-dingin-ini-gejala-dan-pencegahan-yang-perlu-anda-tahu
Perang Yom Kippur 1973
Tank T-55 buatan Soviet yang digunakan Suriah dalam Perang Yom Kippur 1973. Foto: Flickr
Harian Sejarah - Pada tanggal 6 Oktober 1973, dengan harapan untuk mendapatkan kembali wilayah yang hilan diduduki Israel selama perang Arab-Israel pada tahun 1967, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan terkoordinasi terhadap Israel saat Yom Kippur, hari suci dalam kalender Yahudi.
Menyerang pasukan pertahanan Israel secara mengejutkan, pasukan Mesir memukul mundur pasukan Israel jauh ke Semenanjung Sinai, sementara Suriah berjuang untuk menduduki pulang Dataran Tinggi Golan yg dikuasai oleh Israel. Israel kemudian melakukan serangan balasan & merebut pulang Dataran Tinggi Golan. Sebuah gencatan senjata akhirnya diberlakukan pada tanggal 25 Oktober 1973.
LATARBELAKANG PERANG YOM KIPPUR 1973
Presiden Mesir, Anwar Sadat dalam Perang Yom Kippur. Foto: haaretz.com |
Ketika Anwar el-Sadat menjadi presiden Mesir pada tahun 1970, ia menyadari bahwa Mesir tidak dapat melanjutkan peperangan dengan Israel karena ekonomi negara tersebut yang sedang terpuruk. Sadat ingin meciptakan perdamaian, stabilitas dan kembalinya Semenanjung Sinai, namun setelah kemenangan Israel tahun 1967, tidak mungkin perdamaian dengan Israel akan menguntungkan Mesir. Sadat kemudian menyusun rencana berani untuk menyerang Israel lagi. Meskipun jika serangan tersebut tidak berhasil, Sadar berusaha meyakinkan orang Israel bahwa perdamaian dengan Mesir diperlukan jika tidak ingin mengalami serangan terus menerus.
Pada tahun 1972, Sadat mengusir 20.000 penasihat Soviet dari Mesir dan membangun interaksi diplomatik baru dengan Washington, D.C., menjadi sekutu kunci Israel yg akan menjadi mediator krusial dalam perundingan hening pada masa depan. Sadat lalu membangun sebuah aliansi militer baru dengan Suriah, serta menyusun sebuah agresi terpadu terhadap Israel direncanakan.
PERANG YOM KIPPUR : OKTOBER 1973
Pasukan Mesir melintasi Terusan Suez pada Oktober 1973. Foto: Pinterest |
Setelah beberapa hari, pasukan Israel dimobilisasi sepenuhnya, dan Pasukan Pertahanan Israel mulai memukul mundur gerak maju pasukan Aliansi Arab dengan. Persenjataan A.S. Membantu Israel dalam pertempuran melawan pasukan Arab menggunakan persenjataan buatan Soviet, tetapi Presiden Richard Nixon kemudian menahan bantuan militer darurat selama sepekan, secara diam-membisu AS mulai bersimpati terhadap Mesir. Pada lepas 25 Oktober, sebuah gencatan senjata Mesir-Israel dijamin sang Perserikatan Bangsa-Bangsa.
DAMPAK PERANG YOM KIPPUR
Presiden Mesir, Anwar Sadat (Kiri), Presiden AS, Richard Nixon, dan PM Israel, Menachem Begin dalam Perjanjian Damai Mesir Israel di Waschington D.C. Foto: Pinterest |
Meskipun Mesir sudah balik menderita kekalahan dari Israel, citra Mesir dalam pertempuran meningkatkan martabat Sadat di Timur Tengah dan memberinya kesempatan buat mencari kedamaian. Pada tahun 1974, satu dari 2 perjanjian perdamaian Mesir-Israel dilakukan mengakibatkan kembalinya bagian Sinai ke Mesir.
Pada tahun 1979 Sadat & Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian perdamaian lanjutan antara Mesir dan Israel. Pada tahun 1982, Israel memenuhi perjanjian hening 1979 dengan mengembalikan Semenanjung Sinai ke Mesir.
Bagi Suriah, Perang Yom Kippur adalah sebuah bala. Gencatan senjata Mesir-Israel yang tidak terduga mengekspos Suriah dalam kekalahan militer, dan Israel merebut lebih banyak lagi wilayah pada Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 1979, Suriah lalu mengajak dan mendukung negara-negara Arab lainnya buat mengusir Mesir dari Liga Arab karena dipercaya menjadi pengkhianat & mementingkan diri sendiri.
Ular Besi Penyelamat Republik : Menghindari Teror Belanda dan Hijrahnya Pemimpin Republik
Harian Sejarah - Pada akhir 1945 situasi Jakarta sangat kacau. Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) kembali membuka kantor di bawah kendali HJ van Mook. Penculikan dan upaya pembunuhan terhadap sejumlah pemimpin Republik yang baru seumur jagung kerap terjadi. Mobil Perdana Menteri Sutan Sjahrir, misalnya, pada 26 Desember 1945 dikejar segerombolan orang bersenjata yang menggunakan truk. Sjahrir nyaris saja terbunuh. Beruntung Polisi Militer Inggris yang sedang berpatroli datang menyelamatkan.
Dua hari sesudah itu giliran Menteri Keamanan Rakyat Amir Sjarifuddin yang dicegat. Amir yang pada perjalanan menuju rumah Bung Karno ditembak di depan Sekolah Tinggi Pengajar (kini Sekoah Tinggi Teologi Jakarta). Peluru meleset dan hanya tentang mobil. Sebulan sebelumnya Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Mohammad Roem tertembak di bagian paha kiri.
Situasi Jakarta yang semakin memburuk dan tidak menentu menciptakan Presiden Sukarno menggelar kedap terbatas pada 1 Januari 1946 malam pada kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Sejarawan menurut Yayasan Bung Karno Rushdy Hoesein menyebut kedap tadi diadakan buat menyikapi kelanjutan Indonesia selesainya Jakarta kemungkinan akbar akan jatuh ke tangan NICA. Muncul usulan supaya petinggi negara diboyong ke daerah lain dan mengendalikan negara menurut wilayah itu. Daerah yang sebagai cara lain merupakan Yogyakarta.
Masyarakat di dekat lintasan kereta api di belakang kediaman Presiden Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Foto: Repro IPPHOS
"Rapat malam itu tetapkan semua pejabat negara harus meninggalkan Jakarta. Sebelumnya memang Sri Sultan Hamengkubuwono IX pernah mengirim utusan ke Jakarta. Utusan ini membawa surat buat Presiden Sukarno yang berisi saran agar ibukota dipindahkan ke Yogyakarta," ujar Rushdy waktu pembukaan pameran foto ?71th RI Bingkisan Revolusi? Di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Jakarta, Jumat, 19 Agustus. Turut dipamerkan replika mini & foto-foto gerbong yg berjasa membawa para pemimpin republik menuju Yogyakarta.
Menurut Direktur GFJA sekaligus kurator pameran "71th RI Bingkisan Revolusi" tersebut Oscar Motuloh replika tersebut adalah sumbangan dari Museum Angkut dan diperlukan sebagai primadona selama pameran yg akan berlangsung hingga 19 September 2016.
Usulan buat memindahkan ibukota ke Yogyakarta disetujui peserta rapat. Lalu direncanakan perpindahan ke Yogyakarta dalam 3 Januari 1946 malam. Sukarno berpesan agar para pejabat negara yang ikut tidak membawa bekal apapun. Namun tranportasi apa yang dipakai belum disepakati. Sebab bila rencana ini bocor dan diketahui NICA seluruh pejabat negara kemungkinan akan disergap & dibunuh.
Akhirnya Kepala Eksploitasi Barat, Sugandi dipanggil Bung Karno. Bung Karno, kata Rushdy yang jua pembina Komunitas Historia Indonesia, meminta Sugandi mempersiapkan sebuah perjalanan paling bersejarah. Setelah berdiskusi diputuskan bepergian tadi menggunakan ular besi alias kereta api. Esok harinya Sugandi beserta mitra-kawannya berdasarkan unit Balai Jasa Manggarai menyiapkan delapan gerbong spesifik. "Para pegawai kereta barah dikenal sigap membantu usaha dalam masa revolusi," ujar penulis buku 'Terobosan Sukarno pada Perundingan Linggarjati' yg diterbitkan Gramedia, 2014 itu.
Untuk memuluskan perjalanan, Dipo Lokomotif Stasiun Jatinegara menyiapkan Lokomotif C28-49. Lokomotif protesis Jerman ini yg terbaik masa itu. Mampu melaju dengan kecepatan 120 kilometer perjam. Djawatan Kereta Api pula diminta menyiapkan 2 gerbong kereta khusus yaitu KA IL7 dan IL8 buat presiden dan wakil bersama keluarganya. Kelak gerbong spesifik itu berganti nama menjadi Kereta Luar Biasa (KLB).
Tepat lepas 3 Januari para pegawai kereta api mulai mengelabui sejumlah tentara Belanda yg berjaga dekat Stasiun Manggarai. Sejak siang hari mereka melangsir beberapa kereta. Pada pukul enam sore Lokomotif C28-49 dengan masinis Hoesein yg dibantu sang stoker (juru api) Moertado & Soead beranjak menurut Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Manggarai. "Gerbong-gerbong yang sebelumnya terdapat pada jalur tiga lalu dipindah ke jalur lima untuk mengelabui tentara Belanda," istilah Rushdy.
Setelah lokomotif & gerboong menyatu kereta pun berjalan mundur berdasarkan Stasiun Manggarai menuju jalur arah Stasiun Cikini. Semua lampu gerbong dimatikan dan jendelanya ditutup. Kereta lalu berhenti di dekat rumah Presiden Sukarno. Sukarno, Hatta, & sejumlah menteri yang sudah menunggu kemudian mengendap-endap menuju gerbong. Ikut diangkut kereta itu, dua buah mobil kepresidenan Buick 7 seat bercat hitam & de Soto bercat kuning. "Tidak terdapat yang boleh bersuara ketika itu. Semua dilakukan secara hati-hati. Bahkan menyalakan rokok saja tidak boleh," ujar Rushdy.
Perjalanan pun dimulai. Kereta pembawa rombongan ini berjalan lambat. Kecepatan awalnya hanya 5 km/jam. Setelah lewat lewat Stasiun Jatinegara kecepatan mulai ditambah. Lampu akhirnya dihidupkan ketika rombongan telah melalui Stasiun Bekasi. Rombongan presiden tiba pada Stasiun Tugu Yogyakarta dalam 4 Januari 1946 pagi, disambut Sultan Hamengkubuwono IX, Sri Paku Alam VII, dan rakyat Yogyakarta. Usai upacara penerimaan pada Stasiun Tugu, rombongan menuju Pura Pakualaman, istana Sri Paku Alam.
Setelah istana siap, Bung Karno & famili meninggalkan Pakualaman & pindah ke bekas tempat tinggal gubernur Belanda di Jalan Malioboro, persis pada depan Benteng Vredeburg. Bung Karno sempat berpidato di RRI Yogyakarta untuk mengumumkan ke seluruh global bahwa Pemerintah RI sejak waktu itu.
Maulwi Saelan, mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa (pasukan pengawal presiden di era Sukarno) mengenang ketika itu Sukarno, Fatmawati, Guntur, & Hatta dikawal 13 polisi pengawal presiden. Diantaranya Soekasah yang lalu sebagai Duta Besar pada Arab Saudi, Winarso yang selanjutnya menjabat Kepala Kepolisan Daerah Jawa Tengah, & Mangil Martowidjojo (Komandan Detasemen Kawal Pribadi Tjakrabirawa). Mereka bersenjata rangkap, senjata laras panjang M-95 dan revolver. "Kelak momentum mengawal presiden hijrah ke Yogyakarta dijadikan sebagai Hari Bhakti Paspampres," ujar Mangil misalnya tertulis dalam kitab 'Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno.?
Lokomotif yang disandingkan dengan rangkaian gerbong Kereta Luar Biasa yang pernah ditumpangi Presiden Soekarno. (Foto: Diana Tri/Kompas)
Bung Karno pernah menulis "Formasi kereta api yang dinamakan KLB ini, mechanis technis & personil technis merupakan galat satu kumpulan yang bersejarah menggunakan formasi ini saya meninggalkan Jakarta dengan cara rahasia memindahkan pemerintahan Republik Indonesia menurut Jakarta ke Yogyakarta & semenjak itu kumpulan KLB ini masih tak jarang menjalankan tugas-tugas yang penting bagi presiden. Saya bangga dengan KLB ini".
Gerbong-gerbong bersejarah itu kini tersimpan di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.Sayangnya, kata Rushdy, Lokomotif C28-49 belum diketemukan. Dari 58 lokomotif C28 yang digunakan Djawatan Kereta Api, waktu ini hanya tersisa 1 butir yaitu C28 21 protesis pabrik Henschel. "Lokomotif C28 21 itu dipajang di Museum Kereta Api Ambarawa," ujar Rushdy.
Putri sulung Mohammad Hatta, Meutia Farida Hatta mengenang dirinya dilahirkan saat pada pengungsian di Yogyakarta. Meutia menyebut bahwa ayahnya pernah menuturkan peristiwa pengungsian itu berlangsung amat menegangkan. "Sekarang rel di belakang tempat tinggal Bung Karno itu sudah tidak terdapat lantaran sudah dipindahkan ke atas," ungkapnya.
Yang patut disayangkan merupakan lok C28 49 yg sebagai penarik kereta bersejarah ini telah hancur karena dijagal/dikilokan. Dari 58 unit loko C28 hanya tersisa lok C28 21 pada Ambarawa
Rujukan:X.Detix.com. Ular Besi.Penyelamat Republik. Tertanggal 26 Agustus 2016.